Ekonomi

Pengusaha Diminta Tunda PHK

Senin, 24 Agustus 2015 Penulis: MI/JESSSICA SIHITE
MENTERI Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri meminta para pengusaha tidak melanjutkan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada pegawai mereka.

Bagi pelaku industri yang kini tengah berancang-ancang menempuh langkah PHK, Hanif mengimbau mereka agar mencegah keputusan tersebut.

Menurut dia, masih banyak upaya yang dapat dilakukan para pengusaha untuk menyiasati situasi ekonomi yang melemah belakangan ini.

"Tunda dululah soal PHK itu sambil kita memperbaiki perekonomian," bujuk Menteri Ketenagakerjaan sebagaimana disampaikan kepada Media Indonesia di Jakarta, kemarin.

Hanif mengakui hingga pekan lalu pihaknya telah menerima laporan kasus PHK dari para pengusaha. Dari data yang diterimanya, Hanif menilai kasus PHK di berbagai industri akan terus terjadi.

"(Laporan) yang masuk sementara ini (jumlah pegawai yang telah di-PHK) sekitar 17 ribu dan masih ada potensi sampai 30 ribu. Ada pengusaha belum melapor," kata Hanif.

Pemerintah, menurut Hanif, akan berusaha meningkatkan kinerja perekonomian agar industri domestik tetap bergairah. Salah satu cara yang ditempuh ialah menggenjot belanja modal pemerintah.

Selain itu, Kementerian Ketenagakerjaan telah meluncurkan sejumlah program jangka pendek sebagai solusi mencegah maraknya PHK, antara lain dengan peningkatan perlindungan sosial dan perbaikan akses kesempatan kerja serta pemberian fasilitas kesehatan, pendidikan, pelatihan kerja, dan kewirausahaan.

"Itu membantu mengurangi pengeluaran masyarakat terutama untuk kesehatan dan pendidikan," tambah Hanif.

Investasi asing

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat mengungkapkan industri pertekstilan terbilang paling banyak merumahkan karyawan. Sudah lebih dari 30 ribu pegawai terkena PHK. "Ada 5.600 pabrik tekstil menyerap 2,6 juta orang."

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Chris Kanter meng-akui PHK sebagai hal yang sulit dihindari saat ini.Depresiasi rupiah yang dibarengi anjloknya ekspor telah menggerogoti neraca dunia usaha.

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani tidak melihat pelemahan rupiah dan penurunan daya beli menghambat investor asing menanamkan modal di Indonesia.

Franky mencontohkan industri garmen yang berorientasi ekspor justru menangguk keuntungan. Bahkan, ada pabrik di Wonogiri yang kini tengah melakukan perluasan.

Hal senada juga diutarakan Director Economic Division Taipei Economic and Trade Office YC Tsai. "Begitu persoalan eksternal ini hilang, semua berjalan seperti semula khususnya Indonesia yang fokus dengan infrastruktur."

Koordinator Marketing Officer Jepang dan Taiwan BKPM Husen Maulana mengakui besarnya minat investor Taiwan tersebut. "Terdapat 38 investasi senilai US$845,2 juta. Kami menarik investasi yang bisa banyak menyerap tenaga kerja." (Fat/Arv/Dro/X-4)

 

BERITA EKONOMI
BERITA UTAMA
+ SEE ALL