Merdeka.com - Suara Front Pembela Islam (FPI) muncul di tengah pro kontra penertiban hunian di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Mereka berdalih tak ada niat lain, selain menyuarakan permohonan warga agar makam kiai di sana tak dibongkar.
"Ini tidak ada kepentingan, masyarakat meminta makam keramat dan musala enggak dibongkar," ujar salah satu pimpinan FPI, Habib Moch Zein Bin Zeid Alatas, di Polda Metro Jaya, Jumat (21/8).
Zein mengatakan, di wilayah Kampung Pulo ada tujuh makam yang merupakan makam habib dan para kiai. Makam itu sudah sejak lama ada di sana.
"Sekitar 260 tahun," katanya.
FPI mengaku semalaman berada di lokasi setelah penertiban. Di sanalah mereka mendapat keluhan warga.
"Pada intinya kami dari FPI nggak terlibat apa apa di Kampung Pulo. Kami menyampaikan saja apa yang diinginkan warga. Ini kerjasama yang baik. Kita sampai jam 2 malam, Kapolda juga ke lokasi. Kami sampaikan keinginan masyarakat. Pihak kepolisian bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa," harapannya.
Oleh karena itu, tambah Zein, pihaknya mengharapkan kerjasama yang baik dari kepolisian untuk menjaga dan mengamankan makam tersebut. "Kita dari pusat, kita beri tugas ke kepolisian untuk mengamankan hal ini," pungkasnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal, mengharapkan FPI bisa ikut serta menjaga kondisi agar kondusif. "Semoga silahturahmi ini akan terus ada di awal momen Kampung Pulo. Mereka ikut menciptakan kondusif," tambahnya.
Baca juga:
Diminta bongkar rumahnya di Pluit, Ahok sebut JJ Rizal goblok
Beres Kp Pulo, siap-siap giliran Bukit Duri ditertibkan Ahok
JJ Rizal marah Kampung Pulo digusur, anggap Ahok penjahat lingkungan
Cerita makam di Kampung Pulo, tempat warga ziarah di malam Jumat
27 Warga diduga biang kerok bentrok Kp Pulo masih diperiksa polisi
Kalau tak mau rusun, warga Kp Pulo nanti dibuatkan rusun model villa
Ahok: Tak punya sertifikat, tak bayar pajak, marah pula