Intip kondisi Amerika saat rupiah anjlok & pasar saham global ambruk

Reporter : Idris Rusadi Putra | Kamis, 27 Agustus 2015 07:34

Intip kondisi Amerika saat rupiah anjlok & pasar saham global ambruk
Ilustrasi Amerika. ©2012 Merdeka.com/Shutterstock/Miroslav Halama

Merdeka.com - Ekonomi global belakangan ini diselimuti awan mendung karena melemahnya pertumbuhan ekonomi China. Selain itu, kebijakan China mendevaluasi Yuan menghantam ekonomi banyak negara, termasuk Indonesia, Malaysia dan lain sebagainya. Nilai tukar Rupiah dan Ringgit keok melawan dolar Amerika (USD).

Tidak hanya itu, pasar saham juga bergerak liar belakangan ini. China misalnya, Shanghai Composite Index anjlok parah dan diikuti pelemahan Shenzen Composite Index. Bursa saham dalam negeri juga sempat turun beberapa waktu lalu.

Banyak analis menyebut anjloknya pasar saham karena aksi jual para investor yang khawatir dengan kondisi ekonomi China. Namun, tidak satupun yang menyebut aksi jual terjadi karena kondisi ekonomi Amerika Serikat.

Lalu, bagaimana sebenarnya kondisi ekonomi Amerika Serikat saat ini?

Dilansir dari Business Insider, kondisi ekonomi Amerika Serikat saat ini amat baik. Angka pengangguran terus turun, pasar perumahan terus tumbuh. Kepercayaan konsumen Amerika sangat sehat dan PDB Negara Paman Sam masih terus tumbuh.

"Tidak ada tanda apapun atau penurunan besar dalam ekonomi AS. Volatilitas tidak mencerminkan kemerosotan ekonomi," ucap Paul Ashworth dari Capital Economics seperti dikutip dari Business Insider di Jakarta, Kamis (27/8).

Tidak hanya itu, Michael Gapen dan Rob Martin dari Barclays mengatakan pergerakan pasar saat ini tidak dipengaruhi ekonomi Amerika ataupun rencana The Fed menaikkan suku bunga.

"Kami terus memperhatikan kegiatan ekonomi Amerika Serikat dan rencana kenaikan suku bunga. Kami percaya, bank sentral Amerika tidak mungkin akan memulai suatu siklus yang menyulitkan ekonomi global karena takut langkah tersebut akan menggoyahkan pasar," ucap analis Barclays tersebut.

Selanjutnya, Jonathan Golub dari RBC Capital Markets juga menyoroti penurunan pasar saham bukan karena pelemahan ekonomi global maupun membaiknya Amerika. "Apa yang terjadi minggu lalu dan saham anjlok 6 persen karena tidak adanya katalis," katanya.

Menurut Jonathan, turunnya pasar saham beberapa waktu lalu karena capaian perusahaan pada kuartal II-2015 mengejutkan investor. Keuangan tidak mencapai target dan banyak yang beralasan ini terjadi karena kesulitan keuangan global.

"Akibatnya, berita difokuskan pada pasar keuangan global itu sendiri, bukan peristiwa yang mendasarinya (merosotnya kinerja perusahaan)," tutupnya.

[idr]

Komentar Anda


Suka artikel ini ?
Kunjungi portal hao123 untuk akses internet aman dan nyaman


JANGAN LEWATKAN BERITA
Follow tag merdeka.com akan membantu untuk mendapatkan berita yang sesuai preferensi Anda. Misal Anda suka berita Anas Urbaningrum, masukkan email dan Anda hanya akan menerima berita seputar Anas Urbaningrum.

Let's be smart, read the news in a new way.
Tutup
Kirim ke teman Kirim copy ke email saya
Kirim ke

Free Content

  • URL Blog

  • Contoh : merdeka.wordpress.com

  • Email

  • Password


saya setuju menggunakan konten merdeka.com dan mengetahui bahwa merdeka.com tidak menyimpan informasi login saya






Smart People Share This
Back to the top
Today #mTAG
LATEST UPDATE
  • Ini cara ampuh jika mata terkena semburan bisa kobra
  • Titik api di Riau bertambah, 3 helikopter dikerahkan untuk bom air
  • Nyaris bugil, Miley Cyrus dapat gelar Worst Dressed di MTV VMAs
  • Wapres JK minta polisi pahami konflik dibumbui isu agama
  • Demi belikan istri berlian, lelaki ini tinggal di kolong jembatan
  • Mengais pundi rupiah lewat lahan parkir di gelaran JFC 2015
  • Cegah peserta Pilkada jor-joran, KPU DIY batasi dana kampanye
  • Waduk Jatigede Sumedang resmi digenangi
  • Bentrok TNI vs Polri peringatan besar buat Panglima dan Kapolri
  • Wes Craven, maestro horor di balik 'SCREAM' tutup usia
  • SHOW MORE