![]() |
foto : arif budiman |
KASURAU – Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Forum Mahasiswa Tolak Siloam, Senin (9/12), mendatangi Gedung DPRD Kota Padang. Mereka datang sekitar pukul 14.00 WIB dan diterima Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Padang Jumadi dan anggota Fraksi Partai Golkar M Dinul Akbar.
Forum Mahasiswa Tolak RS Siloam bermaksud meminta DPRD Kota Padang mencabut rekomendasi atau persetujuan DPRD Padang atas rencana investasi RS Siloam dan Lippo Superlock di Jl. Khatib Sulaiman, Padang yang telah tuangkan dalam bentuk Perda Investasi.
Namun karena hanya disambut oleh Fraksi Golkar, Forum Mahasiswa Tolak RS Siloam itu pun meminta Fraksi Partai Golkar mencabut rekomendasi yang diberikannya dalam sidang paripurna DPRD Padang itu.
Namun para politisi Fraksi Partai Golkar DPRD Padang bergeming.
“Kami kecewa dan sedih, karena Fraksi Golkar tersebut tidak menanggapi permintaan kami,” kata Jimy Syahputra Ginting Ketua Forum Mahasiswa Menolak Siloam kepada Haluan, Senin (9/12).
Langkah selanjutnya, ia dan mahasiswa lainnya akan terus berusaha dan bagaimanapun caranya agar DPRD Kota Padang menolak rencana investasi RS Siloam dan angkat kaki dari Kota Padang.
Jimy berjanji aksi yang akan mereka lakukan ke depan, bakal mengejutkan Walikota Padang, DPRD Kota Padang dan media massa. Ia juga mengatakan, merasa dilecehkan dan dikhianati oleh Walikota Padang dan DPRD Kota Padang.
Namun, sayangnya statemen Wahyu tersebut apakah disampaikan ke Fraksi Golkar DPRD Padang atau tidak. Atau, Wahyu tang ingkar janji. Karena dalam sidang paripurna, ternyata Fraksi Golkar merekomendasikan pembangunan RS Siloam.
Sementara itu Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Padang Jumadi mengatakan, semua yang diputuskan oleh DPRD Padang soal investasi RS Siloam dan LippoSuperblock berdasarkan keputusan dan pertimbangan bersama.
“Kalau Wahyu ingkar janji saya tidak tahu. Yang jelas kami tidak bisa bergerak sendiri.
Kami telah ajukan catatan kepada Wahyu. Soal Siloam, pilihannya tidak bisa menerima atau menolak. Karena ini adalah investasi murni. Wahyu pun mengatakan selagi tidak melanggar aturan lanjutkan,” katanya.
Menurutnya, Wahyu bukannya partai, karena Wahyu harus konsultasi dulu dengan pengurus lainnya. Dan, ia pun tidak tahu soal janji Wahyu kepada mahasiswa. “Bahkan, kami juga minta masukkan kepada pakar-pakar investor soal RS Siloam dan meminta masukkan ke partai,” ujarnya..
Ia selaku Ketua Fraksi tidak mau menandatangani surat pernyataan penolakkan, karena, harus konsultasi dulu dengan anggota fraksi yang lainnya serta partai. “Namun, yang pasti Fraksi Partai Golkar menolak kristenisasi, tapi investasi murni tidak,” tegasnya. (haluan)