Serambi Minang Media Dakwah Sumatera Barat
KASURAU – Baru saja ummat islam Sumatera Barat, tepatnya di Kota Padang melakukan aksi demo, penolakan atas investasi Lippo Group yang diberikan rekomendasi oleh DPRD Kota Padang sehingga hal ini dapat memuluskan jalan tegaknya investasi ini di SUmatera Barat. Penolakan terhadap investasi ini ditenggarai karena bisnis milik James T Riady ini memiliki misi-misi tertentu, sebut saja misi kritenisasi.
Aksi demoa yang diikuti dari berbagai kalangan di Sumatera Barat ini kemarin mencapai lebih dari 10 ribu orang. Hal ini tentu saja mematahkan argumen sebagian orang yang mengatakan bahwa penolakan terhadap investasi ini dilakukan oleh segelintir orang saja di Kota Padang.
2 hari sebelumnya, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, baru saja menerima kedatangan Duta BEsar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim. Ternyata kunjungan beberapa hari Dubes Arab Saudi di Sumatera Barat ini memberikan keberkahan. Dalam kunjungannya melihat secara langsung kondisi pembangunan Masjid Raya Sumatera Barat yang di dampingi langsung oleh Irwan Prayitno mendapatkan apresiasi dan Arab Saudi langsung berkeinginan membantu penyelesaian pembangunan masjid termegah di Sumatera ini.Tentu saja hal ini membuat Irwan Prayitno, sebagai Gubernur SUmatera Barat senang dan segera memerintahankan Kadis Prasjal Tarkim Sumbar dan Biro Binsos untuk menyempurnakan disain semua fasilitas bangunan Masjid Raya Sumatera Barat secara lebih sempurna lagi, sebagai bahan proposal Pemprov Sumbar untuk Pemerintah Arab Saudi nantinya.
Hal ini tentu saja berdampak akan sangat baik bagi Sumatera Barat karena mendatangkan investor dari negara Arab sana tidaklah mudah. Sejarah mencatat bahwa, banyak tokoh-tokoh minang memiliki kedekatan dengan investor-investor dari tanah arab, hal ini tidak lain karena orang-orang minang dapat dipercaya dan tidak main-main dalam pengelolaan dana yang berasal dari mereka.
Kalau boleh dikatakan sebuah keberhasilan dari Gubernur Sumatera Barat, tentunya hal ini patut kita apresiasi. Kehadiran investor-investor dari tanah Arab tentunya akan sejalan dengan nilai-nilai Minangkabau “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”. Tentu pula kehadiran ini akan semakin memperkokoh keimanan masyarakat Sumatera Barat yang dikenal fanatik dalam beragama di Indonesia ini. Apalagi sejarah mencatat bahwa, orang Indonesia pertama yang pernah menjadi Imam di Makkah adalah orang minang, Syaikh Ahmad KHatib Al Minangkabawy.
Hal ini tentu saja sangat berbeda dengan investasi yang akan digelontorkan oleh James T Riady. Sebagai seorang kristen avengalis, pastinya James T Riady memiliki visi dan misi yang kuat dalam menjalankan keyakinan agamanya. Hal ini tentunya sangat bertentangan dengan nilai-nilai MinangKabau. Dimana upaya kritenisasi telah lama terjadi di Sumatera Barat dengan berbagai cara.
Program-program kristenisasi berkedok investasi ini tentu harus kita buang jauh-jauh di negri yang dikenal mencetak para ulama ini. BUya Hamka dan M Natsir dikenal telah sejak lama menentang program-program ini hadir di tengah-tengah masyarakat islam. Dalam hal penolakan ini diperlukan pula pemimpin-pemimpin yang memiliki kepekaan yang mendalam dalam hal ini. Penolakan dari masyarakat haruslah dipelajari secara arif dan bijak sehingga tidak menimbulkan polemik berkepanjangan, apalagi sampai menyentuh akidah yang justru menjerumuskan masyarakat pada lubang kehancuran.
Penolakan terhadap investasi kristenisasi ini sampai dengan hari ini masih terjadi di Sumatera Barat, sayangnya para pimpinan seakan menutup telinga atas apa yang terjadi. Mendatangkan investor memang tidaklah mudah, tapi membawa investor dengan menggadaikan akidah tidaklah akan membawa berkah justru hanya akan membawa wabah kenistaan di negri Minang ini.
Wallahualam
