KASURAU – Sebagai orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, dan berharap meraih kemulian di akhirat dengan penghargaan firdaus yang paling tinggi dari Allah, tentunya kita berusaha sekuat daya dan tenaga untuk berada pada tangga-tangga teratas kemuliaan di dunia.
Dalam shalat (dan tentunya juga untuk semua kebaikan) harusnya kita menjadi Imam bagi para Muttaqin. Dalam arti yang lebih luas adalah menjadi pemimpin bagi orang-orang pilihan.
Kalau tidak sanggup, karena keterbatasan kita, kita harus menjadi Imam (pemimpin) bagi orang-orang yang biasa-biasa saja dalam standar keimanan.
Kalau masih belum sanggup, hendaklah kita masuk dalam shaf-shaf (barisan) pertama orang beriman, di belakang imam yang juga beriman. Menjadi prajurit terbaik di belakang panglima yang mulia.
Bila juga belum mampu, setidak-tidaknya kita tetap menjadi jamaah “takbiratur ihram”. Maksudnya, kita sudah terlibat dan ikut serta dalam kebaikan dari semenjak perjuangan awal. Walaupun bukan di garda terdepan.
Dalam kondisi yang sangat lemah, tidaklah terlalu buruk kalau akhirnya menjadi “masbuuqiin” dalam kebaikan. Yaitu orang yang telat dalam kebaikan, tapi masih bisa bergabung dalam rombongan awal.
Sebaliknya, Kita harus berusaha untuk mengurangi atau meminimalisir menjadi jamaah orang yang masbuq. Yaitu menjadi pengikut bagi orang yang terlambat, menjadi anggota dari orang-orang yang ketinggalan dalam kebaikan.
Di bawah itu lagi, kita mesti menghindarkan diri – dan jangan sampai – menjadi orang yang shalat sendirian. Yaitu orang yang berbuat baik dan berjuang sendirian. Karena berjuang sendirian itu lemah. Begitu mudah ditaklukkan oleh syetan. Bergabunglah dalam barisan, atau paling tidak bersinergi.
Kita tidak boleh menjadi bagian dari orang yang tidak shalat sama sekali, yaitu orang yang tidak mau berbuat baik, bahkan secara pribadi dan sendiri sekalipun. Malah ia menjadi pengikut kebathilan dan pejuang kemungkaran.
Yang paling buruk dari itu semua, bila menjadi pemimpin kebathilan, penggerak keburukan atau penggagas kemungkaran. Na’udzubillah min dzaalik..
Silakan kita tentukan posisi kita masing-masing.
Kobarkan semangat di dalam jiwa
Enyahkan duka nestapa di dada
Lantunkan munajat pada Yang Kuasa
Teguhkan pilihanmu di jalan-Nya…
Oleh : Irsyad Syafar, Lc, M.Ed