KASURAU – Kami sekeluarga punya kenalan dokter spesialis di Padang. Orangnya baik dan shaleh. Kami tak memuji seseorang dihadapan Allah, itu hanya perkiraan kami yang manusiawi….
Dalam penyakit yg terkait spesialis Beliau, kami selalu datang ke kliniknya. Kadang satu orang yang sakit, kadang bisa sekali 4 orang yang mesti diperiksa, termasuk saya. Pak dokter yang baik inipun juga sudah kenal baik dengan kami sekeluarga.
Setiap kali kami datang berobat, Beliau tidak pernah mau menerina bayaran. Beliau perintahkan petugas Beliau untuk tidak menerima bayaran dari kami. Semoga Allah memberkahi ilmu, amal dan harta beliau.
Suatu hari saya dan istri bersama anak-anak berobat ke klinik beliau. Kami duduk menunggu antrian. Lumayan banyak pasien di atas nama2 kami sekeluarga.
Yang menarik perhatian adalah, sudah 3 pasien masuk bergiliran, tidak ada yang bayar. Mereka kayaknya teman baik atau kenalan Pak Dokter tersebut. Beliau memang orang banyak teman. Kemudian tiba giliran kami sekeluarga. Ada 3 yang diperiksa. Saya dan dua anak saya. Setelah selesai pemeriksaan dan memberikan resep, kami keluar. Dan lagi2 Dokter melarang petugasnya menerima bayaran dari kami. Kami ngototpun tetap gak diterima.
Sekilas secara duniawi, kasihan juga dokter tsb. Capek2 buka praktek, sampai malam, lalu banyak pasiennya yg merupakan teman dekat dan kenalan, dan mereka tak dipungut bayaran…. Padahal kita tahu bhw dia membayar sewa klinik tersebut, juga membayar pajak dan biaya-biaya lainnya. Disamping menggaji pegawainya. Lalu pemasukannya tak maksimal. Bisa rugi dia….
Namun saya berkata dalam hati… “Betapa kayanya Dokter itu… Kaya hati… Dan beruntungnya dia… Dimata Allah… Betapa banyaknya pahalanya… Cemburu dengan orang2 seperti Beliau…. Yang pasti sangat langka…”
Irsyad Syafar, Lc, M.Ed