KASURAU – Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengajak agar meramaikan masjid-masjid yang telah dibangun. Ajakan itu disampaikan tokoh nasional asal Sumbar itu pada peresmian pemakaian Masjid Jami’ Al Wustha Hilie Balai Peninjauan, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanahdatar, kemarin.
“Banyak masjid di Sumatera Barat dibangun megah, tapi bagaimana kita meramaikannya, di samping menambah ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa dengam mendalami ajaran agama Islam,” ungkap Tifatul Sembiring.
Dijelaskannya, dulu banyak ulama lahir di Padangpanjang yang dikenal dengan Serambi Mekkah, seperti Buya Hamka yang pernah belajar di Thawalib Padangpanjang.
Untuk itu, diharapkannya agar ke depan lahir ulama-ulama baru di Padangpanjang dan Tanahdatar. “Inilah tugas berat kita bersama semua eleman masyarakat, ninik mamak, orang tua maupun pendidik,” katanya.
Dengan adanya Masjid Jami’ Al Wustha diharapkannya masyarakat di sekitarnya selalu shalat lima waktu dan mendalami ajaran Islam di masjid tersebut. “Insya Allah dapat dijauhi segala macam bencana, apalagi Tanahdatar dan Panjangpanjang dekat dengan Gunung Marapi. Selain itu, ukhuwah Islamiyah tetap terjalin,” kata mantan Presiden PKS itu.
Dalam kesempatan sama, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, kehadiran masjid tersebut akan berdampak positif terhadap masyarakat. Masjid dan mushalla dapat pula membentuk karakter generasi muda.
“Mari kita dekatkan diri kita kepada Sang Pencipta, ramaikanlah masjid sehingga dapat menjahui dari berbagai macam bencana,” imbau Irwan Prayitno seraya mengungkapkan terima kasih dengan tokoh masyarakat Arnis Shaleh dan keluarga serta seluruh elemen masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan masjid. “Ini suatu contoh yang baik dan perlu ditiru masyarakat lainnya,” ujar pada kesempatan dihadiri Bupati Tanahdatar Shadiq Pasadigoe, Wali Kota Padangpanjang Hendri Arnis dan sejumlah tokoh masyarakat Tanahdatar dan Padangpanjang
Bupati Tanahdatar Shadiq Pasadigoe juga mengajak masyarakat meramaikan masjid dengan mengadakan wirid dan shalat lima waktu.
Di sisi lain, akhir-akhir ini di Tanahdatar terjadi masalah sosial seperti gantung diri yang mencapai 6 orang sejak 29 Desember 2013 sampai 9 Februari 2014. “Ini tantangan kita bersama. Di samping itu, ada 1 orang yang pindah agama. Ini problem kita bersama, termasuk peran orang tua dan ninik mamak untuk mencari tahu penyebab dan mengatasinya,” jelas Shadiq.
(padek)