KASURAU – dr. Yasir Thaha (38 tahun) adalah dosen Fakultas Kedokteran Universitas Al-Azhar yang dikaruniai enam anak (5 putri dan satu putra) yaitu Huda, Nida, Sarah, Iyyah, Ala’ dan Muhammad. Beliau adalah salah satu tokoh Ikhwanul Muslimin Provinsi Qalyoubiyah yang tewas dalam peristiwa pembantaian Subuh Garda Republik.
dr. Yasir tidak hanya sebagai dosen kedokteran yang sukses mengajar mahasiswa Al-Azhar untuk menjadi dokter yang berkhidmat bagi masyarakat, tapi beliau juga sukses mendidik putra-putrinya menjadi anak yang shaleh dan shalehah, memiliki orientasi Rabbani. Hal tersebut nampak dalam ketegaran putra-putrinya menerima takdir dan berbangga dengan apa yang terjadi pada ayahnya. Jawaban salah satu putrinya mengomentari ayahnya yang tewas dibunuh oleh pasukan As-Sisi adalah “Saya tak perlu apa-apa lagi, ayah telah meninggal saat sedang shalat shubuh, saat sedang sujud, saat sedang bersama-sama dalam jamaah, saat berpuasa dan sebagai syahid. Enam yang kami butuhkan shalat Shalat-Fajar-Sujud-Puasa-Berjamaah-dan Syahid. Saya tak lagi butuh apa-apa lagi!!”
Putra korban yaitu Muhammad yang masih berumur empat tahun telah faham makna dari syahid untuk itu ia juga ingin menyusul ayahnya ke syurga sebagai balasan bagi para syuhada, Muhammad berkata : “Ayah telah syahid dan ia telah pergi ke surga, dan saya juga akan menyusulnya, saya telah mencium ayah saat syahid. Sisa saya yang akan syahid agar bisa menyusulnya”.
Sementara putri sulungnya (Huda) yang duduk di bangku kelas enam SD menyadari kematian ayahnya sebagai pengorbanan bagi negerinya yang tercinta, Huda mengatakan:”Wahai ayah yang aku cintai, mereka telah memisahkan aku darimu, padahal aku di tahun terakhir SD, wahai spirit jiwaku, negera ini untuknya ayah meninggal..”
dr. Yasir di Mata Sahabatnya
Berteman dengan dr. Yasir Thaha menjadi kemulian tersendiri yang dirasakan oleh Mahmoud Halim, sahabat dan kerabat dr. Yasir, tak hanya sebagai sahabat tetapi bagi Mahmoud Halim, dr. Yasir Thaha juga dianggap sebagai bapak dan saudara.
“Saya bangga bahwa saya termasuk orang terdekat dr. Yasir Thaha dan salah satu saudaranya di jalan Allah, dr. Yasir bagi kami seperti seorang ayah, kami bersabar untuk menanti bertemu dengannya, senyumnya senantiasa melekat di wajahnya, dicintai oleh kawan maupun lawan. Saya masih ingat pada pengajian bulan Ramadan, beliau duduk bersama kami, mengajari kami permasalahan hukum-hukum Islam. Saya masih ingat kasih sayangnya kepada kami, juga masih ingat kekuatan kepribadiannya saat melaksanakan tugas-tugas, saya teringat saat melihatnya ia bersama kami dan saudara-saudaranya membersihkan masjid, ia adalah sebaik-baik ayah, saudara dan sahabat. Ya Allah Ya Tuhan Kami, ampunilah dosanya, kasihanilah dia dan catatlah ia sebagai syuhada. Bersabarlah wahai keluarga Yasir.”(Tulis Mahmoud Halim)
dr. Yasir di Mata Mahasiwanya
dr. Yasir tak hanya luar biasa di mata putra-putrinya dan sahabatnya, tapi ia juga menjadi contoh dan dambaan mahasiswa-mahasiswanya. Hal tersebut diungkapkan oleh Muhammad El-Sayyid mahasiswa tahun pertama fakultas kedokteran Universitas Al-Azhar.
“Demi Allah laki-laki ini, saya tidak akan bercerita bagaimana saya berinteraksi bersamanya di bangku kuliah, tapi saya bersamanya di hari ke 2, 3, 4 sampai 7 di lapangan Rab’ah Al-Adawiyah. Selama di Rab’ah, ada 5 keteladanan yang saya saksikan sendiri dalam diri beliau :
1. Beliaulah yang membangunkan kami untuk shalat subuh.
2. Beliaulah yang senantiasa mengingatkan kami di setiap saat untuk senantiasa memperbaharui niat dan senantiasa bersyahadat.
3. Beliau yang mengingatkan kami, agar tidak bersandar kepada selain Allah, tidak kepada militer yang menolak kudeta, tidak kepada mereka yang membelok, tidak juga kepada negara-negara yang menolak kudeta, “Jangan gantungkan harapanmu pada selain Tuhan kita, karena Dia lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
4. Dr. Yasir pernah tidur di sampingku di atas tanah dan kepalanya berada di kaki orang di sampingnya, dan kaki orang lainnya di atas kakinya.
5. Laki-laki ini, mayorits waktunya digunakan untuk berdzikir kepada Allah, dan saya menjadi saksi beliau juga sahabat saya Muhammad Said.
Semoga Tuhan merahmatimu wahai dokter, dan menerimamu sebagai syahid sebagaimana engkau meminta kepada-Nya.”
Muridmu Muhammad El-Sayyid Syarqiyah tahun pertama.
Petikan-petikan As-Syahid
•”Orang-orang tidak rasional, bergerak untuk kepentingan mereka, cintailah mereka dalam kondisi apa pun”.
•”Jika engkau melakukan kebajikan, maka orang-orang akan menuduhmu bahwa engkau memiliki tendensi ageisme yang tersembunyi, maka kerjakanlah kebaikan dalam kondisi apa pun”.
•”Jika anda telah menggapai kesuksesan, maka anda akan menemukan teman-teman yang palsu dan musuh-musuh yang hakiki, maka teruslah menapaki kesuksesan dalam kondisi apa pun”.
•Kebaikan yang anda lakukan hari ini, akan dilupakan esok hari, maka kerjakanlah kebaikan dalam kondisi apa pun”.
•”Sesungguhnya kejujuran dan keterbukaan, akan membuat anda dikritik, maka tetaplah berada dalam kejujuran dan keterbukaan dalam kondisi apa pun”.
•”Sesungguhnya tokoh yang membawa pemikiran yang agung, boleh jadi akan dihina oleh mereka tokoh yang memiliki akal yang kecil, maka teruslah membawa pemikiran yang agung dalam kondisi apa pun”.
•”Orang-orang mencintai orang-orang yang lemah, tapi orang-orang lebih suka mengikuti orang-orang yang sombong dan angkuh, maka berjuanglah demi orang-orang lemah tersebut dalam kondisi apa pun”.
•”Apa yang anda infakkan bertahun-tahun dalam membangun, boleh jadi akan hancur dalam sekejap, maka tetaplah membangun dalam kondisi apa pun”.
•”Orang-orang akan sangat butuh bantuan, namun boleh jadi mereka menyerangmu ketika anda membantu mereka, maka tetaplah bantu mereka dalam kondisi apa pun”.
•”Jika anda telah memberikan untuk dunia yang terbaik yang anda miliki, maka sebagian orang akan membalasnya dengan cacian, tetaplah memberi apa yang terbaik yang anda miliki dalam kondisi apa pun”.
(syuhadar4biah)