Dzikrul Maut

KASURAU – Saya teringat percakapan singkat yang dikarang oleh Ahmad Rifa’I Rif’an dalam bukunya God I Miss You tentang dzikrul maut:

Umpama nyawamu diambil sekarang,apa kamu siap?
Nggak lah,
Kenapa?
Dosa masih banyak.
Terus kapan rencana mau tobat?
Ya ntar lah,
Iya ntar,tapi ntarnya kapan?
Kalo udah rada tua gitu.
Emang sekarang udah bisa pesen umur ke Tuhan ya?
Maksudnye?
Kok pede kalo nyampe tua? Siapa tau besok pagi kita meninggal.
Mungkin sih,,
Terus kenapa nggak tobat sekarang?
Ahh, udah lah,, bingung gue.. mending bahas yang lain gitu, malah nakut-nakutin mati.

Sejenak saja, disela-sela waktu yang kita habiskan untuk beraktifitas siang malam yang tak kenal lelah hingga esok hari berganti kita melanjutkan beragam aktifitas lainnya, luangkan fikiran kita untuk selalu mengingat kematian.

Kematian yang dapat datang kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja. Kematian tak mengenal waktu, tempat, jabatan,bahkan usia. Bisa saja malaikat pencabut nyawa dalam 1 jam, 1 menit, atau mungkin 1 detik lagi bertugas memanggil kita, dalam keadaan apapun siap tidak siap, kita tak mampu menolaknya, walau memohon kepada Tuhan untuk menunda atau mempercepat sesaatpun. 

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S al-a’raf ayat 34. “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”.

Lalu apakah kita telah siap menghadapinya? Apa bekal kita sudah cukup untuk menghadap pada-Nya?
Lalu apa kita pernah menyadari bagaimana cara malaikat izrail memanggil kita? Apa yang sedang kita perbuat, apakah kita sedang belajar, bekerja,beribadah,atau bahkan kita mungkin sedang berzina, maksiat, mencuri, dsb….wallahu’alam. Patutnya hal itu telah kita sadari, bahwasanya bagaimana cara kematian kita dijemput baik atau buruk, kitalah yang menentukannya.
Semoga kita termasuk orang-orang yang khusnul khotimah…amin (kasurau)