![]() |
Tim Kasurau saat wawancara bersama Harneli Bahar |
KASURAU – Orang bilang, pemimpin yang sesungguhnya adalah istri pemimpin itu sendiri (first lady). Ungkapan ini menggambarkan betapa pentingnya peran istri bagi suami dalam menjalankan tugasnya. Bahkan dalam sejarah kepemimpinan, ada beberapa pemimpin yang kebijakan dan langkahnya angat dipengaruhi oleh istri. Satu sisi hal itu sangat manusiawi karena istri adalah orang yang paling dekat menemani pemimpin selama 24 jam.
Beliau adalah Harneli Bahar, Istri Mantan Wakil Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah. Suka Duka perjalanan kepemimpinan sang Suami dirasakan oleh dirinya dan keluarganya. Mulai dulunya Mahyeldi yang hanya seorang tukang service kipas angin, hingga menjadi Wakil Walikota Padang dan kini mencalonkan diri untuk memimpin Kota Padang sebagai Wali Kota Padang.
Kali ini Tim Kasurau berkesempatan mewawancarai Harneli Bahar atau yang akrab disapa ummi, berkisah tentang suka duka perjalanan hidup bersama seorang Mahyeldi.
Apa yang ummi lihat ketika melihat seorang pemimpin?
“Ketika melihat seorang Pemimpin maka lihat dulu bagaimana dia memimpin dalam keluarganya”
Bagaimana pandangan ummi melihat program-program yang telah dijalankan Buya (Mahyeldi) selama periode kepemimpinannya?
“Pada prosesnya ada yang mendukung dan ada yang tidak mendukung kegiatannya tersebut. Namun Buya menyadari bahwa hal baik yang telah dilakukannya ada Nilai posistifnya, dan dia memiliki prinsip yang kuat dalam terus melakukan berbagai gebrakan dari program-programnya. Karena pada dasarnya niatnya hanyalah Karena Allah SWT, atas dasar itulah amanahnya dapat dijalankan dengan baik.”
Kepemimpinan tidak lepas dari pro dan kontra, dan tentunya tak lepas juga dari cacian dan hinaan. Bagaimana Ummi dan Buya menghadapi ini?
“Memang sering merasa sedih bahkan menangis melihat suami dihina orang, dicaci namum Bapak bilang itu belum seberapa dibanding Rasulullah ketika meneggakkan Islam dihina, dicaci, dilempari batu, dijatuhi kotoran dikepalanya tapi kita baru cuma hinaan belum seberapa. Hal inilah yang membuat Ummi lebih kuat dan bertanya kenapa harus menagis, berharap hanya Allah lah yang akan membalas apa yang telah dilakukannya. Kemudian kita tunjukkan saja kinerja kita, InsyaAllah orang-orang melihat apa yang dikatakannya itu tidak sesuai dengan apa yang mereka pikirkan”
Selama menjalani hidup dengan Buya, apa rasanya yang paling membuat Ummi bahagia?
“Yang paling membahagiakan bagi Ummi bersama Buya adalah anak-anak yang sholeh dan sholehah, prestasi yang bagus dan membanggakan” tutupnya.
(Kasurau)