KASURAU – Wakil Menteri Pendidikan Nasional Musliar Kasim mengatakan, sebagai orang Minang dia merasa ikut malu dengan kasus demo mahasiswa ISI Padang Panjang yang menurunkan paksa rektornya Mahdi Bahar. Kemendiknas akan menurunkan tim investigasi ke ISI Padang Panjang.
“Kasus itu tidak perlu terjadi. Sebagai orang Minang kampung saya sendiri saya ikut merasa malu. Seyogyanya pihak ISI dan mahasiswa terlebih dahulu membicarakannya dengan Dirjen Dikti atau langsung kepada saya guna mencari titik pangkal persoalannya. Meski Mahdi sudah mengundurkan diri namun secara aturan menjelang adanya pengganti rektor, Mahdi Bahar masih bertanggung jawab dengan ISI Padang Panjang,” kata Musliar Kasim yang dihubungi via teleponnya, Kamis (13/3) kemarin.
Musliar Kasim saat dihubungi sedang berada di Bandara Surabaya hendak ke Jakarta. Dia mengaku ikut menyesali terjadinya kasus mundur paksanya Mahdi Bahar sebagai Rektor ISI Padang Panjang.
Apalagi dua wakil rektor (Warek) juga sudah mundur. Ada apa sebenarnya yang terjadi.
Menurut Wamen Diknas Musliar Kasim, untuk menelusuri kasus mundurnya Rektor ISI Padang Panjang akan segera diturunkan tim investigasi ke ISI Padang Panjang.
Prof Dr H Mahdi Bahar Skar Mhum mundur sebagai Rektor ISI Padang Panjang atas tuntutan mahasiswa melalui demo lintas jurusan sejak beberapa minggu lalu. Setelah melakukan rapat Senat. Mahdi Bahar akhirnya turun di tengah aksi demo lintas jurusan, tepat pukul 12.00 WIB Rabu (12/3) untuk menyampaikan pengunduran dirinya sebagai rektor.
Aksi unjuk rasa mahasiswa ISI Padang Panjang bermula dari adanya tuntutan mahasiswa jurusan Karawitan yang tidak menerima turunnya agreditasi jurusan Karawitan dari B ke C bersama jurusan Tari Mahasiswa melnilai, pangkal bala turunnya akreditasi jurusan Karawitan disebabkan diacak-acaknya ruang perkuliahan dan praktik mahasiswa jurusan Karawitan. Semula jurusan Karawitan sudah sejak lama berada di gedung nusantara yang memang didisain untuk itu. Mahasiswa merasa pemindahan gedung mereka akibat arogansi dan diktatornya Mahdi Bahar sebagai rektor yang tidak mau berkompromi baik dengan pihak berkompeten maupun dengan mahasiswa.
Kekesalan itu dimuntahkan mahasiswa lewat orasi. Intinya hanya menuntut pengembalian gedung nusantara menjadi jurusan karawitan. Tuntutan mahasiswa tidak mendapat tanggapan. Apalagi Mahdi Bahar saat itu sedang mengikuti pendidikan di Lemhanas Jakarta. Aksi semakin memanas. Mahasiswa jurusan Karawitan bertindak dengan memindahkan isi gedung nusantara yang sudah ditempati oleh jurusan Seni Kriya. Meski sudah mulai memanas, namun masih belum ada tanggapan yang kongkrit. Demo mahasiswa semakin memuncak. Akhirnya seluruh jurusan di ISI turun sebagai bentuk solidaritas. Mahasiswa mulai melakukan aksi membakar ban dan kayu bekas di halaman rektorat. Mahasiswa juga mencoret dinding dengan kalimat yang intinya meminta Mahdi Bahar turun dari jabatannya selaku rektor ISI.
Demo itu juga disebabkan adanya pengumuman yang diterbitkan untuk mahasiswa jurusan Karawitan agar mereka kembali kuliah. Bagi yang melanggar dikenakan sangsi akademik.
Atas desakan mahasiswa, senat ISI terpaksa melakukan rapat. Mahdi Bahar diputuskan untuk mengundurkan dirinya dan menyampaikannya dihadapan mahasiswa yang tengah berdemo di halaman gedung Rektorat.
Suasana di kampus ISI Padang Panjang pasca demo sudah mulai tenang. Sebagian jurusan sudah mulai mengkuti aktivitas perkuliahan. Sementara gedung bekas corat coret belum tampak dibersihkan.
(haluan)