Dari kisahnya, banyak sekali pertolongan dan mukjizat yang Allah turunkan kepadanya di penghujung harapan, klimax masalah yang nyata dihadapan (saya akan menceritakan 2 kejutan Allah pada nabi Musa yang didokumentasikan kisahnya didalam al-qur’an). Seperti yang saya bilang, seolah janji-Nya tak akan pernah datang.
(Kisah 1) Berbekal keyakinan yang mendalam pada Sang Pengabul Harap, ia berhasil mengalahkan penyihir. Setelah semua penyihir hebat pilihan fir’aun menunjukkan sihir dan kebolehannya, saatnya nabi musa bertindak, namun saat itu dia sama sekali tidak tau apa yang harus dilakukan. Dengan sabar ia menanti wahyu dari Allah, dia terdesak tapi tetap sabar menanti. Sampai akhirnya Allah perintahkan “lemparlah tongkatmu”.
Mungkin jika kita berada diposisi nabi Musa, kita akan berpikir apakah disaat-saat genting seperti ini, melempar tongkat akan menjadi solusi? Kita akan meragukan perintah Allah jika kita belum meng-imani-Nya sepenuh hati. Namun nabi Musa, tanpa ragu-ragu mengikuti perintah-Nya langsung setelah diwahyukan. Maka tongkatnya seketika berubah menjadi ular raksasa yang tampak sangat nyata dan mengalahkan ular-ular kecil sihiran para penyihir.
(Kisah 2) Masih berbekal keyakinan yang kuat kepada Sang Pemberi Kejutan, ia berhasil menyeberangi lautan dalam. Ketika ia dan pengikutnya dikejar-kejar pasukan fir’aun yang tak terkalahkan, ia terjebak diujung jurang lautan. Dia tak hendak melompat, karna itu adalah tanda kekalahan bagi Islam. Maka, dengan penuh harap, ia kembali menanti wahyu dan perintah Rabb-Nya.
“Pukulkan tongkatmu ke tanah”. Firman Tuhannya memerintahkannya untuk melakukan sesuatu yang mengherankan. Disaat-saat mendesak itu, apa gunanya memukulkan tongkat? Ini mungkin yang terpikir oleh kita, tetapi tidak bagi nabi Musa. Dengan keimanan yang total kepada Allah, ia langsung melakukan apa yang diperintahkan.
Dalam desakan dan kejaran musuh, ia tetap yakin sepenuhnya dengan perintah Allah. Tongkat dipukulkan ke tanah, maka lautan terbelah. Kejutan yang super dahsyat Allah kirimkan kepada hamba-Nya yang mulia. Hingga nabi musa dan pengikutnya selamat dari kejaran fir’aun dan pasukannya dan musuh Allah ini akhirnya ditenggelamkan ditengah lautan.
Bayangkan saja apa yg terjadi jika nabi Musa sedikit saja tidak sabar dengan bantuan-Nya yang pasti datang? Mungkin ia akan dikalahkan dan ditertawakan fir’aun dan penyihir-penyihirnya. Dan bisa saja disaat ia terdesak di jurang lautan, ia memutuskan untuk lompat dan tenggelam dimakan ombak. Sejarah dakwahnya bisa saja berakhir disana.
Namun, nabi Musa adalah orang pilihan. Ia totalitas dalam meng-imani Allah. Keyakinannya selalu dan tetap tebal pada pertolongan dan janji-Nya, tak tergoyahkan walau ia berada dalam desakan dan bahkan sudah diujung tanduk harapan, karna ia tau Allah tak akan pernah ingkar.
So, Jangan pernah lelah dalam mengharap dan menanti. Yakinlah, Dia tak akan pernah ingkar janji!