KASURAU – Heboh tentang isu arisan seks yang melibatkan pelajar di Kabupaten Limapuluh Kota, jadi perhatian serius Gubernur Sumbar. Setelah menurunkan tim investigasi, dipastikan bahwa isu tersebut ternyata omong kosong alias tidak benar.
Seperti diungkapkan Sekda Propinsi Sumbar, Ali Asmar pada koordinasi kepemudaan tingkat Sumbar kemarin, Gubernur H. Irwan Prayitno telah menurunkan Tim Investigasi ke Limapuluhkota dan juga sudah memanggil Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, dan Kakankemenag Limapuluhkota. “Laporan yang diperoleh, ternyata isu arisan seks melibatkan pelajar itu tidak benar!” tegas Ali Asmar.
Menurut dia, Senin (26/5) Gubernur Irwan Prayinto sudah memanggil Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, dan Kakankemenag se-Sumbar. “ Sampai hari ini, kasus arisan seks tersebut ternyata hanya isu burung yang dihembuskan media, dengan kepentingan yang tidak jelas,” ucap Ali Asmar sekaligus menyayangkan akibat isu arisan seks ini nama Sumatera Barat dan Minangkabau telah tercoreng.
Ali Asmar mengharapkan, jangan lagi terjadi Nagari kita di Sumatera Barat ini terjual murah oleh isu-isu tanpa data dan fakta yang jelas. Sekda meminta seluruh unsur di Sumatera Barat peduli dengan gejala kaum muda yang kini seperti hilang kontrol.
Pemuda berdasarkan definisinya yang sedang sekolah, kuliah, dan berkembang harus dikawal dengan program-program yang memberdayakan. Sinkronisasi program provinsi dan kabupaten/kota harus dilakukan dengan intensif. “Kita harus mampu melihat kepentingan harkat dan martabat Sumatera Barat. Jangan karena kepentingan-kepentingan segelintir orang, lalu harga diri daerah kita terjual murah,” Ali Asmar tegas.
Mantan Kepala SMAN 3 Padang ini, juga meminta agar publik ikut mencerna informasi dengan benar. Jangan langsung hanyut dan mengangguk setuju. “Jika ranahnya benar ada arisan seks, ini adalah ranah pidana yang harus diusut secara tuntas,’ungkapnya.
Gubernur sudah menekankan, ke depan pemuda berdasar UU nomor 40 tahun 2009 dengan usia 17-30 tahun, harus dibina dengan program nyata. Tidak cukup dengan slogan-slogan bahwa pemuda harapan bangsa saja. “Harus ada aksi nyata, semua pihak bertanggung jawab. Tidak boleh beban berhasilnya pemuda dibebankan ke satu stakeholder saja,”ulasnya.
Sebelumnya Direktur LSM Madani Syaiful Rahman yang juga Mantan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota dua periode (2002-2012) mengaku sangat kaget atas merebaknya informasi praktik arisan seks di kalangan pelajar di kabupaten tersebut. Sejauh ini, dia belum menemukan fakta atas informasi yang telah menasional tersebut.
“Fakta ke arah itu belum ada. Yang diekspos sejumlah ketua lembaga itu hanya sekedar informasi dari mulut ke mulut. Tapi data atas fakta itu mereka tak punya. Selama 10 tahun saya menjabat sebagai Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota, indikasi adanya praktik arisan seks di kalangan pelajar di daerah ini tidak ada. Karena itu saya tidak yakin dengan info-info seperti itu,” kata Syaiful Rahman, Selasa (6/5).
Menurut Syaiful, jika praktik arisan seks di kalangan pelajar itu benar-benar terjadi dan ada pihak yang memiliki data yang akurat atas kejadian itu, maka sebaiknya pihak tersebut memberikan penjelasan seterang-terangnya kepada pihak-pihak yang terkait, sehingga bisa ditindaklanjuti. Tujuan akhirnya adalah untuk menyelamatkan para pelajar atau generasi muda lainnya.
“Namun, kalau tidak ada data dan fakta-fakta tentang itu, sebaiknya jangan sembarangan berkomentar, bahkan mengekspos informasi tersebut secara besar-besaran di media. Karena dampaknya juga tidak baik bagi daerah ini,” kata Syaiful sembari berujar bahwa dalam hitungan jari memang ada pelajar yang hamil di luar nikah. Tapi tidak ada praktik pengorganisiran arisan seks. Di daerah lain, pelajar yang hamil di luar nikah juga ada, tidak hanya di Limapuluh Kota.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota H Desri SPd MM juga dengan tegas mengatakan pihaknya tidak menemukan adanya praktik arisan seks di kalangan pelajar SLTA Kabupaten Limapuluh Kota. “Kami telah cek dan cross check ke seluruh SLTA di Limapuluh Kota dan tidak satu pun ditemukan indikasi adanya kegiatan arisan seks di kalangan pelajar,” katanya.
(haluan/kasurau)