Beranda / Uncategorized / Innalillahi, Mahasiswi Al Azhar Asal Minang Meninggal Dunia Saat Dirampok

Innalillahi, Mahasiswi Al Azhar Asal Minang Meninggal Dunia Saat Dirampok

KASURAU – Malang benar nasib Gusti Rahma Yeni. Jauh-jauh menuntut ilmu ke Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, alumni MAN/MAKN Kotobaru Tanahdatar itu mesti menghembuskan napas terakhirnya setelah dirampok. Kejadian tersebut, berlangsung Kamis (17/7) pukul 22.00 waktu setempat.

Dari Informasi yang dihimpun Padang Ekspres di laman Facebook Keluarga Mahasiswa Minang (KMM) Mesir, pada hari itu, sekitar pukul 20.30 waktu setempat, almarhumah dan seorang temannya, Rizqana, menumpangi mobil tramco yang berisikan tiga orang pemuda Mesir dari Musalas menuju Makrom Abid Madinah An-Nasr. Kemudian tramco tersebut berbelok ke arah belakang masjid Assalam arah Tubromli.

Mengetahui bahwa di dalam mobil itu ada komplotan perampok, Gusti Rahma Yeni meloncat ke luar dari mobil tramco yang sedang melaju cepat. Dia meloncat seketika untuk menyelamatkan diri dari gangguan para perampok. Temannya tetap di atas mobil dan dianiaya di atas mobil sebelum dilemparkan keluar mobil beberapa saat kemudian.

“Saat almarhumah melompat itulah, mungkin terjadi benturan keras di kepala dan tidak bisa diselamatkan lagi. Dia pergi untuk selamanya, menemui syahid-nya. Demi mempertahankan kehormatannya di bulan Ramadhan juga. Kita doakan agar dia menuju surga. Aamiin,” tulis KMM Mesir, kemarin. Saat ini, pihak KBRI, PPMI, dan keluarga sedang mengurus proses penyelesaiannya.

Pantauan Padang Ekspres di laman Facebook pribadinya, ucapan duka mengalir dari rekan-rekannya. Sementara itu, saksi korban selamat, Rizqana menjelaskan, pada hari nahas itu dia dan Gusti pergi ke Musallas Ifthar di Gambe pada pukul 16.00. Pukul 20.15 waktu setempat, mereka pun pulang.

Takut kemalaman, mereka naik mobil dengan cara menyambung-nyambung. Saat naik tramco ke Makrom, ada empat orang pria Mesir. Satu dari empat orang tersebut pada akhitnya turun di Bawwabah. Nah, setelah itu, kata Rizqana, tramco tersebut beberapa kali distop sama calon penumpang. Tapi sopirnya tidak mau berhenti untuk menaikkan penumpang-penumpang tersebut. Ini membuat Gusti dan Rizqana waswas dan curiga, sesuatu yang buruk akan terjadi kepada mereka.

Apalagi setelah itu, si sopir mengambil arah berbeda dari tujuan mereka. Semesti belok kanan untuk Makrom, tapi si sopir belok kiri ke arah belakang Masjid Assalam arah Tubromli. “Gusti pun sempat bertanya ke sopir mengapa tidak ke kanan. Si sopir menjawab, kalau dia ingin isi bensin. Saat itu mobil semakin melaju dengan kecepatan tinggi,” cerita Rizqana.

Setelah itu, salah seorang penumpang laki-laki, menodongkan pisau lipat ke Rizqana. Awalnya tidak kena. Tapi kali kedua kena tangan Rizqana. “Lalu, saya serahkan ponsel dan uang. Sedangkan Gusti nyerahin tasnya langsung,” katanya.

Setelah itu, Gusti minta untuk diturunkan. Tapi, si sopir tidak menggubris. Malah tramco tersebut semakin kencang. Saat seperti itu, jelas Rizqana, Gusti sepertinya berfikir, kalau mereka tidak sekadar dirampok saja

Baca :   Kemuliaan Bersama Da'wah

Akhirnya, Gusti yang duduk dekat pintu langsung buka pintu dan loncat ke luar tramco. Ini membuat sopir dan para lelaki Mesir tersebut kaget. Sekitar 50 meter kemudian Rizqana pun di turunkan. Dia pun berbalik arah melihat kondisi Gusti.

“Sesampai dekat Gusti, saya langsung memeluknya. Darah terlihat keluar dari hidungnya. Tapi saat itu sudah tidak bicara lagi. Tapi sepertinya masih bernapas. Saya pun berusaha untuk memberhentikan mobil yang lewat di sana. Tapi tak satu pun yang mau berhenti, hingga 30-40 menit kemudian ambulan datang. Mungkin salah seorang yang lewat, menghubung rumah sakit,” tuturnya.

Beberapa saat diperikas petugas ambulan, hanya syarat kepala yang didapat Rizqana. Saat itu, Rizqana berpikir, kalau temannya itu akan sulit ditolong. Tapi, bukan berarti sudah meninggal. Gusti pun dibawa ambulan ke rumah sakit, dan Rizqana di bawa polisi ke Gambe.

Berdasarkan informasi di website Atase Pendidikan Indonesia di Mesir, tindak kriminalitas di Kairo sedang marak beberapa bulan terakhir. Beberapa rumah mahasiswa Indonesia pun jadi sasaran tindak kejahatan.

Kasus pertama yang terdengar adalah kasus pencurian yang terjadi di rumah Azka Fuadi pada Jumat (27/6). Rumah Azka yang berada di kawasan Madrasah, distrik 10 tersebut disusupi maling saat para penghuninya melaksanakan shalat jumat.

Menurut Azka, pintu rumah saat itu sudah terkunci dengan baik. Tidak ada bekas pengrusakan atau upaya masuk secara paksa. Empat unit laptop, satu blackberry dan uang sebesar 215 E raib dalam kejadian tersebut.

Memasuki bulan Ramadhan, maling-maling durjana semakin giat beraksi mengincar rumah-rumah Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir). Di hari pertama puasa (29/6), setidaknya ada dua kasus pencurian yang terjadi di kawasan Gamie dan Bawwabah. Di Gamie, rumah Eko, mahasiswa Indonesia asal Jawa Tengah, dimasuki pencuri saat penghuninya sedang terlelap. Kejadian tersebut berlangsung antara pukul 4.00 hingga pukul 8.00 pagi. Paspor, telepon seluler Sony Experia, power bank dan uang sejumlah 300 E berhasil dibawa kabur oleh sang maling.

Di hari yang sama dan waktu yang sama, rumah Heri yang berlokasi di Bawwabah III juga disatroni pencuri. Macbook Apple milik Heri digondol sang maling. Padahal, saat itu mahasiswa asal Bogor ini sedang berada di rumah bersama beberapa temannya. Maling-maling durjana tersebut tampaknya paham betul bahwa waktu selepas subuh hingga pukul 08.00 atau 09.00 adalah waktu yang paling nyaman untuk istirahat.

Mahasiswa Indonesia di Kairo, khususnya di Nasr City diminta untuk selalu waspada. Sebelum beristirahat atau bepergian, hendaknya pintu dan jendela dikunci rapat dan barang-barang berharga disimpan di tempat tersembunyi. Dianjurkan juga untuk memasang teralis besi di jendela dan pintu serta tidak meninggalkan rumah dalam keadaan kosong.

(padek)

Lihat Juga

Tentang Abu Faguza Abdullah

Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Q.S. Muhammad: 7)

Lihat Juga

Aksi Rakyat Palestina Selama Ramadhan

serambiMINANG.com – Infopalestina: Bulan Ramadhan adalah Bulan Barokah, begitulah orang umat Islam  menyebutnya. Mereka bergembira …

Tinggalkan Balasan

Innalillahi, Mahasiswi Al Azhar Asal Minang Meninggal Dunia Saat Dirampok - Serambi Minang