Beranda / Uncategorized / Saatnya Hapus "Hoax" Dalam Hidup Kita

Saatnya Hapus "Hoax" Dalam Hidup Kita

KASURAU – Hoax, penyakit yang mewabah di zaman ini. Penyakit menyebarkan informasi bohong, berita bohong, cerita konyol yang menipu dan sangat tidak layak untuk dipercayai. Pemakaian istilah ini seiring dengan berkembangnya arus teknologi informasi, istilah hoax didasari oleh film yang berjudul The Hoax, 2006 diangkat dari sebuah buku yang berjudul sama yang ditulis oleh Clifford Irving. Film ini sesuai judulnya dianggap mengandung banyak kebohongan. Kebohongan ini karena  menghilangkan dan mengubah banyak kejadian yang diuraikan Irving dalam bukunya, sehingga penulis akhirnya meminta namanya dihapus sebagai penasehat film. Sehingga sejak saat itu banyak yang menggunakan istilah hoax, khususnya pengguna internet untuk menggambarkan sesuatu yang mempunyai unsur kebohongan.

Hoax dikatakan penyakit karena itu tadi, kegemaran menyebarkan sebuah kebohongan ke tengah-tengah masyarakat luas. Kegemaran membuat situs, status, wacana, rumor, untuk cari perkara dan cari sensasi. Lewat genggaman tangan, sentuhan jari-jemari dengan bebas semua terbagi tanpa kendali. orang entah siapa saja, bisa menjadi peneliti dengan menampilkan pembahasan yang memanipulasi, pemberitaan terjadi kiamat lah, apalah segala macamnya lalu dengan mudah kita percaya dan menjadikannya referensi. Orang, entah siapa saja tak jarang berkata-kata seolah menjadi ahli, ahli politik, ahli agama, ahli pendidikan, ahli astronomi, dan ahli segalanya.

Lihatlah di media internet apakah itu situs, atau status-status di jejaring sosial, di celah mana saja selalu terdapat hoax di dalamnya. Dari yang benar-benar memiliki maksud dengan hoax yang dibuatnya, sampai yang sekedar iseng dan ikutan-ikutan trendy. Bagi yang memilki maksud tak segan-segan menuduh secara terang-terangan kepada perorangan atau kelompok tentang sesuatu yang tak ada dasar kebenaranya, atau juga ada yang mengeluarkan berbagai informasi mencatut nama, atau lembaga yang pembuat hoax itu sendirilah yang tahu apa tujuan sebenarnya. Dan yang ikut-ikutan trendy dengan enteng membuat status “-penelitian terbaru- kiamat bentar lagi, ih takutt…”

Manusia memang banyak lakunya hari ini, dengan berbagai media dan fasilitas teknologi informasi yang menghubungkan milyaran manusia di bumi dengan mudah apa saja dibagi. Kalaulah hanya untuk mencari sensasi dan citra diri –gengsi- kenapa harus hoax yang ditekuni? Kenapa tidak prestasi dan aksi-aksi yang positif misalnya. Itu akan lebih membuat sensasi dan menaikkan citra diri apalagi jika prestasi dan aksi itu jarang atau bahkan belum pernah dibuat orang di muka bumi ini dan banyak kemanfaatannya. Kenapa harus hoax? Bukankah hoax adalah sesuatu… sesuatu yang kejam, sesuatu yang tanpa landasan, sesuatu yang merusak, dan meresahkan.

Baca :   James Riady Dan Program Kristenisasi

Karenanya bagi kita, amat perlu berhati-hati terhadap apapun yang namanya informasi atau bahkan penemuan sekalipun, sebab bisa jadi itu adalah hoax bukan? Dan Allah telah mewanti-wanti kita dari dahulu; jika datang kepada kita suatu berita hendaklah dicari dan diteliti kebenarannya. Sebab yang tak jarang terjadi hoax itu bahkan masuk ke pesan di telpon seluler kita, dari teman yang kita percayai dan kita kenal malah, pesan itu hasil forward-an yang entah dari mana asalnya. Mungkin jari jemari kita yang sudah lincah dan terlatih hingga tak terkejar oleh akal untuk memikirkan apakah hal yang akan difordwarkan itu benar atau tidak informasinya, jelas atau tidak sumbernya, bisa atau tidak dijawab pertanggungannya.

Lalu bagaimana dengan kita, melihat bahasa yang indah atau dibumbui dalil-dalil yang ternyata salah kaprah kita pun latah untuk memforwardkan itu kepada keluarga kita, teman-teman kita, atau orang-orang yang kita kenal lainnya. Bergentayanganlah hoax dari kita dan untuk kita. Tak salah jika memforward sesuatu, apalagi sesuatu yang berguna lagi maslahat tapi ya lihat dulu isinya, teliti dulu kebenarannya atau tanyakan lagi sumber informasinya. Begitu akan lebih baik bukan? Ya, hoax. saatnya kita menghapus istilah itu dari daftar keseharian kita.

Oleh Yourami Hanifah

Lihat Juga

Tentang Abu Faguza Abdullah

Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Q.S. Muhammad: 7)

Lihat Juga

[Alkisah] Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya

[Alkisah] Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya

Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para …

Tinggalkan Balasan

Saatnya Hapus "Hoax" Dalam Hidup Kita - Serambi Minang