KASURAU – Mas’uliyah da’wah adalah berat, baik dalam pelaksanaan maupun konsekuensinya. Ia ibarat memanggul pedang di medan perang, penuh resiko. Tapi, itu tak selalu demikian. Ada masanya da’wah mampu memekarkan bunga-bunga ukhuwah. Inilah taman surga, kata pujangga.
Dalam beberapa langkah bersama da’wah, seringkali kita didera dengan bertubi-tubi masalah. Memang benar, waktu yang ada seringkali tak sepadan dengan kewajiban yang harus ditunaikan. Memang benar, permasalahan umat seringkali tak pernah muat dalam catatan agenda kita. terlalu banyak dan panjang. Berliku dan pelik. Dan acapkali, permasalahan-permasalahan itu menumpuk segunung tingginya, memenuhi akal, hati dan pikiran kita tanpa mempedulikan pasang surutnya keimanan.
Itulah sebabnya, kadang muncul sebersit rasa lelah beraktivitas. Kadang, muncul keinginan-keinginan untuk ‘istirahat sejenak’ berda’wah, atau melepas salah satu amanah dengan harapan mampu sedikit bernafas lega.
Teorinya, ketika segelas air dibuang setengah isinya, maka udara akan segera mengisi kekosongannya. Begitupun kepala dan hati kita. Ketika kita buang sedikit amanah yang memenuhi bilik-biliknya, maka kekosongan itu akan segera diganti oleh materi lain yang boleh jadi tidak sekualitas materi pertama. Bila hal itu terjadi, langit-langit pikiran dan perasaan kita hanya akan disibukkan oleh hal-hal remeh seputar hidup dan kehidupan. Dan itu, tidak sekualitas permasalahan umat dan da’wah.
Ustadz Fathurrahman