KASURAU – Embun itu, ketika kita melihatnya, akan terlihat bening, ketika kita merasakannya, akan terasa sejuk dan segar.
Embun itu, selalu dan terus menyejukkan dedaunan dan rerumputan dipagi hari, dan membawa suasana segar, bagi siapapun yang merasakannya.
Embun itu, pada akhirnya akan selalu memberikan kesegaran bagi yang percaya akan manfaat embun. Begitulah tarbiyah ini ada, ibarat embun, tarbiyah akan menyegarkan kembali hati – hati kita yang mulai kering, akan menyegarkan kembali jiwa – jiwa kita yang mulai melapuk, kering karena iman kita yang compang – camping, melapuk karena jiwa ini terlampau banyak dosa.
Bagi yang yakin akan kekuatan dari tarbiyah, maka tarbiyah ibarat embun pagi yang akan menyegarkan dedaunan, sehingga dedaunan terlihat segar, siap menantang teriknya matahari, siap untuk menatap dunia. Begitulah tarbiyah ini, dia akan selalu memberikan kesegaran kepada hati – hati yang kering, kepada jiwa – jiwa yang lapuk, sehingga hati kembali segar, seperti dedaunan pagi hari, sehingga jiwa kembali kokoh, setegar pepohonan pagi.
Embun pagi, ia mengajari kita, tentang harmoni, karena ia meneteskan kesegaran itu ke semuanya, bukan hanya daun, bukan hanya rumput, tetapi semuanya.
Dedaunan, rerumputan, pepohonan pagi, serangga – serangga kecil, semuanya merasakan kesejukan embun pagi.
Semuanya merasakan kesegarannya, semua merasakan kelembutan sentuhan tetesannya.
Semua menikmatinya.
Tarbiyah….
Sejatinya juga demikian.
Tarbiyah mengajarkan, bukan hanya dia, bukan hanya mereka, bukan hanya ini, bukan hanya itu, tetapi semuanya…menyeluruh.
Karena tarbiyah ada untuk menjadi kebermanfaatan bagi semua, bukan hanya untuk saya, bukan hanya untuk dia, bukan hanya untuk mereka, bukan hanya untuk golongan A, bukan hanya untuk golongan C. Semuanya.
Ya. Semuanya…
Karena tarbiyah ada adalah untuk rahmat bagi seluruh alam.
Dan kalaupun tarbiyah hari ini sedang menuju ke arah yang lebih luas, menegara, atau istilah kerennya adalah menyongsong mihwar dauli, maka sekali lagi ketika kitapun harus bersikap menegara dengan membangun mentalitas negarawan, dan tentu kita harus belajar kepada embun pagi itu.
Pelajaran apa yg bisa kita ambil dari embun ?
Tentang ketulusannya…
Tentang kelembutannya meneteskan air kepada dedaunan, kepada rerumputan, kepada pepohonan, kepada alam. Sehingga alam pagi itu terlihat segar.
Lalu kemudian kita terhangatkan oleh munculnya mentari pagi, dan tetap merasakan kesejukan embun pagi. Karena yang terpenting ketika kita akan menyongsong tahapan baru dalam tarbiyah, dalam dakwah, adalah tentang mentalitas kita. Mentalitas kita harus seperti embun pagi.
Menyejukkan alam, menyegarkan lingkungan, dan juga lembut, dan juga antusias untuk senantiasa memberikan kesejukan kepada alam.
Mentalitas negarawan, mental inilah yang harus kita bangun ketika hari ini kita memimpikan satu tahapan dakwah yang meluas, menyesuaikan dengan mihwar atau tahapan yanga ada, inilah konsekuensi yang harus dilakukan.
Ya, tentang kedewasaan sikap kita, tentang mumpuninya kapasitas yang kita miliki dalam ranah kontribusi, tentang kearifan kita dalam berpijak dan menentukan segala keputusan, tentang sepuluh rukun yang seharusnya kita tanamkan dalam setiap aktivitas kita.
Tsiqoh…
Percayalah… (kayak iklan konidin aja…hehe…)
Bahwa bersama kesejukan embun tarbiyah adalah solusinya….
Bersama kesejukan, lalu menikmati kelembutan belaian dan sentuhan embun tarbiyah adalah bagian dari solusi, untuk menyegarkan kembali lingkungan kita, menyejukkan kembali negara ini, memberikan nuansa surgawi kepada lingkungan kita, kepada masyarakat kita, kepada alam ini.
Karena visi embun yang begitu agung, yaitu menyegarkan dedaunan yang mulai layu, menyejukkan pagi yang habis pekat, dan memberikan harmoni bagi alam.
Begitu juga visi tarbiyah ini, yang ingin menyegarkan dengan harum wewangian surgawi, menyejukkan alam dengan kesturi – kesturi nirwana.
Ah…..indahnya….
Betapa nikmatnya…
Bersama kesejukan embun tarbiyah, kita akan diajari, bagaiman seharusnya kita bersikap, bagaimana seharusnya kita menjadi dewasa, bagaimana seharusnya kita menjadi bermanfaat sepenuhnya bagi negara ini, bagi ummat ini.
Dan yakinlah, bersama kesejukan embun tarbiyah, kita akan menjadi harmoni.
Yakinlah… Dan tetaplah bersama sejuknya embun tarbiyah.
wallahu a’lam
Ustadz