Beranda / Uncategorized / Jangan Hanya Bisa Mengkritik, Jadilah Problem Solver

Jangan Hanya Bisa Mengkritik, Jadilah Problem Solver

KASURAU – Ikhwatifillah

Dalam sirah kehidupan Rasulullah SAW ada banyak ibroh yang bisa kita ambil. Dalam kesempatan ini saya mencoba melihat dari perspektif Rasulullah sebagai pemimpin. Salah satu kunci kesuksesan Rasulullah menjadi pemimpin adalah kemampuan beliau untuk memecahkan masalah. Masalah apapun itu. Ya. Beliau adalah seorang problem solver. Mari kita melihat dari beberapa segmen kehidupan beliau.

Dalam urusan rumah tangga

Rasulullah SAW mempunyai 9 istri. Suatu hari kali ini giliran Aisyah r.a. yang menemani Rasulullah. Ketika itu, Rasulullah sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Tiba-tiba, sebelum Aisyah r.a. datang menghidangkan makanan, ada istri Rasulullah yang lain yang lebih dulu mengirimkan makanan. Ketika Aisyah.r.a melihatnya, maka ia langsung membanting nampan makanan yang dibawanya tepat dihadapan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya. Ya. Aisyah merasa cemburu. Kalaulah episode seperti ini terjadi di zaman sekarang, atau melanda kita sebagai pemimpin Negara misalnya, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan membentak dan memarahi habis-habisan ‘Aisyah’ kita? Kenapa kita marah? Apakah karena kita malu karena sedang rapat dengan semua menteri kabinet? Apakah karena seorang istri kepala Negara berani membanting makanan di depan suaminya? Coba kita lihat apa yang dilakukan Rasulullah. Ternyata Rasulullah tidak marah, bahkan tetap tenang dan tersenyum sambil mengatakan,”wahai Aisyah, ambil dan gantilah kembali makanan itu”. Rasulullah sangat mengerti perasaan Aisyah yang sedang cemburu. Cemburu adalah hal yang manusiawi. That’ s all. Cukup sampai disini. Masalah selesai.

Dalam urusan sosial kemasyarakatan

Suatu hari, ada seorang Badui yang sedang mencari tempat buang air kecil. Waktu itu ia tiba di Masjid Rasulullah mencari tempat kencing. Tetapi ia tidak tahu tentang adab-adab masjid. Akhirnya orang itu kencing di dalam masjid. Melihat itu para sahabat pun sangat marah sampai-sampai ingin membunuh orang itu. Bisa dibayangkan bagaimana marahnya para sahabat ketika itu. Ada orang dari kampung datang ke masjid Rasulullah langsung kencing di dalamnya. Tapi apa yg terjadi kemudian?! Rasulullah malah melarang para sahabat untuk membunuhnya. Rasulullah hanya menyuruh untuk mengambil air kemudian menyiramkannya di tempat kencing orang Badui tadi. Rasulullah tidak marah sedikitpun. Selesai. Masalahnya adalah bagaimana membersihkan najis yang ada di masjid yaitu dengan menyirami air. Bukan dengan memukul atau membunuh orang Badui itu. Melihat itu, sang Badui sangat gembira dan berdoa: Ya Allah rahmatilah aku dan Rasulullah. Rasulullah kemudian berkata: janganlah engkau berdoa hanya untuk diriku dan dirimu, doakanlah untuk seluruh kaum muslimin. Kita bisa melihat bagaimana Rasulullah menyelesaikan masalah ini dengan sederhana. Hubungan antar masyarakat pun tidak terganggu.

Dalam urusan perang

Dalam perang Khandaq kaum muslimin menghadapi ancaman yang sangat besar. Waktu itu pasukan musuh berjumlah 10.000 sedangkan jumlah kaum muslimin 3.000. Pasukan musuh akan tiba di Madinah dalam waktu 6 hari lagi. Belum lagi, waktu itu Madinah sedang dilanda musim paceklik, kekeringan, dan bahan makanan tinggal sedikit. Rasulullah belum punya pengalaman dalam situasi seperti ini. Rasulullah pun sempat cemas dan khawatir. Tapi sebagai pemimpin beliau segera bermunajat kepada Allah SWT dan tetap bersikap tenang. Kemudian beliau mengumpulkan para sahabatnya untuk bermusyawarah. Kemudian, datanglah Salman, seorang sahabat dari Persia yang memang sudah punya pengalaman dalam mengikuti perang-perang besar. Dia berkata bahwa sebaiknya kaum muslimin mengambil taktik bertahan dan menggali parit-parit besar di sekitar Madinah yang belum pernah dikenal dalam sejarah perang di Arab. Usul itupun diterima dan segera kaum muslimin bekerja keras menggali parit yang besar dalam jangka waktu 6 hari. Rasulullah pun ikut ambil bagian dalam menggali parit. Suatu ketika, ada seorang sahabat yang mengeluhkan keadaannya. Dia berkata kepada Rasulullah, wahai Rasulullah, kami telah bekerja keras dan kelaparan, sampai-sampai saya harus mengganjal perut dengan sebuah batu supaya celana saya tidak jatuh. Tapi apa kata Rasulullah, sesungguhnya saya sudah mengganjal perut saya dengan 2 buah batu. Subhanallah. Begitulah seharusnya seorang pemimpin. Dia harus memikul lebih banyak beban dari yang dipimpinnya. Kemudian terjadilah perang dahsyat itu. Kubu musuh pun terkejut melihat parit-parit itu. Dan akhirnya kemenangan berada pada kaum muslimin.

Baca :   Tausiah Anis Matta: Selamat Datang Bulan Jihad, Selamat Datang Bulan Kemenangan

Dalam urusan dakwah atau ummat secara umum

Yang dilakukan Rasulullah untuk memecahkan masalah ummat adalah dengan berdakwah, dengan membina, mentarbiyah. Rasulullah SAW bukan hanya orang hebat, tapi juga mampu menciptakan orang-orang hebat setelahnya. Kebanyakan dari mereka dibina dan dibentuk langsung oleh beliau sendiri. Siapa yang tidak mengenal Abubakar r.a, Umar bin Khattab r.a, Ali bin Abi Thalib r.a, Ustman bin Affan r.a, dan masih banyak sahabat2 lain??!! Sebuah generasi emas dalam sejarah Islam, yang mampu mendakwahkan agama ini hampir ke seluruh pelosok dunia ketika itu. Generasi yang mampu menunjukkan kepada dunia bahwa inilah agama Islam. Generasi yang mampu menunjukkan pesona Islam bergabung dengan pesona pemeluknya.

Ikhwatifillah

Begitulah cara Rasulullah mengatasi berbagai masalah hidup. Intinya adalah bagaimana seorang pemimpin mampu menyelesaikan masalah dengan tenang. Ketenangan itu datangnya dari Allah SWT. Jadi seorang pemimpin yang mampu menyelesaikan masalah syaratnya hubungannya dengan Allah harus bagus. Karena masalah itu datangnya dari Allah dan penyelesaiannya dari Allah juga. Termasuk kita sebagai seorang da’i. Jika kita ingin menjadi problem solver bagi ummat ini, maka yang pertama harus kita lakukan adalah memperbaiki hubungan kita dengan Allah. Semoga Allah senantiasa menjaga kita dalam keistiqomahan di jalan mulia ini.

Wallahu ‘alam.

Lihat Juga

Tentang Abu Faguza Abdullah

Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Q.S. Muhammad: 7)

Lihat Juga

Jangan Sampai Hilang, Pewarisan Tarbiyah

serambiminang.com – Usia perjalanan dakwah tarbiyah di Indonesia boleh dikatakan tidak lagi muda. Dimulai pada …

Tinggalkan Balasan

Jangan Hanya Bisa Mengkritik, Jadilah Problem Solver - Serambi Minang