KaSURAU -Sebanyak sembilan orang dosen asing dari beberapa negara ikut mengajar di beberapa program studi Universitas Andalas (Unand) Padang pada 2014.
“Tujuan kehadiran dosen ini mengajar di Unand untuk memperkuat kemampuan mahasiswa terutama terkait bidang yang berhubungan dengan negara luar,” kata Sekretaris Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu Unand Ade Djulardi, di Padang, Senin (15/12/2014).
Ia menyebutkan, kesembilan dosen tersebut yakni Thomas Daniel Hurst dari Jerman mengajar Anthropologi, Saki Takahashi dan Yasui Yusuke (Jepang) mengajar Sastra Jepang, Prof Dato Firdaus Bin Haji Abdullah (Malaysia) untuk prodi Ilmu Hukum.
Dosen asing lain yakni Jennifer Zirbes (Amerika Serikat), Annete Fay dan Pete Charles (Selandia Baru) mengajarkan bahasa Inggris. “James Truette Howard dan Denise Marie Horn dari Amerika mengajarkan masing-masing Manajemen Kewirausahaan dan Hubungan Internasional,” imbuhnya.
Selain untuk meningkatkan skill mahasiswa, para dosen asing ini juga berperan menggantikan dosen tetap yang sedang sekolah. Menurutnya beberapa prodi yang diajar dosen asing tersebut rata-rata memiliki dosen tetap yang minim.
Sebagian besar dosen tersebut sedang melanjutkan studi program Doktor atau S2 nya di berbagai perguruan tinggi dalam maupun luar negeri. Hingga masa studinya selesai, dosen asing ini bisa menjadi penggantinya.
“Sebagian besar dosen asing ini merupakan rekanan atau guru para pengajar di Unand,” katanya. Ia mengatakan hal ini bertujuan untuk menambahkan ilmu yang sedang dipelajari bersama dosen tertentu.
Sementara itu Rektor Unand Werry Darta Taifur mengatakan bahwa hadirnya para dosen dan tokoh asing ini akan menjadi modal persiapan Unand menuju Universitas Kelas Dunia.
Menurutnya, dengan kehadiran para tokoh ini dalam kegiatan pengajaran, seminar, workshop hingga kuliah umum dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman kepada warga kampus.
“Terutama dalam bentuk upaya perubahan institusi ke arah yang lebih maju. Baik itu dalam pengelolaan, sarana prasarana, pengajaran hingga sumber daya manusianya,” katanya. (Ant/Ed5)