SerambiMINANG.com – Dalam perjalanan menuju penampungan para muhajirin rohingya, blm ada kepastian ttg diperbolehkannya shalat jumat di penampungan. Sekirar pukul 11.30 menjelang siang kami mendapat kabar gembira bahwa mereka boleh shalat jumat di tenda lapangan, yg mmg selama ini dijadikan sbg tempat shalat, tiba dilokasi kami berfikir khutbah sudah dimulai oleh ust. Muhammad yunus al hafizh dr rohingya, tanpa menunggu lgsg saja saya berwudhu dan shalat tahiyyatul masjid, walau setelah itu baru sadar kalau sy bukan di mesjid.
Ternyata ibadah jumat blm dimulai, sang ust memberi taushiyah dgn bahasanya yg sama sekali sy tdk mengerti, barulah azan dikumandangkan dan dilanjut dgn 2 rukun khutbah, yg pure arabic tanpa ada bahasa ajam. Serta dilanjutkan dgn doa, seperti biasa sang ust membacakan doa ba’da shalat sampai pada saat mereka menangis tersedu sedu, berkilat dan basah wajah mereka, terlihat gigi gigi kuning dibalik bibir hitam itu merengek dihadapan Rabbnya, sy melihat sebuah cermin yg bersih di dalam dada kurus itu. Kesemua mereka menangis, mengadahkan tangan, dan menularkan getaran tengisan itu pada kami walau kami tak mengerti sedikitpun maksud doanya.
Dan setelah doa, pak anca dari ACT didampingi oleh husein seorang rohingya yg bisa bahasa melayu sebagai penerjemah orasi beliau yg intisarinya mengatakan bahwa kita ummat muslim indonesia khususnya aceh, ingin menjadi anshar yg menerima muhajirin yg terusir dr kampung halamanya, hingga siap kembali ke negrinya seperti fathu makkah.
Dan inilah puncak tangis haru mereka hingga sesugukan, bahwa Allah menjadi wali atas mereka di negri ini. Mereka berdiri sambil berpelukan mendatangi kami dan juga memeluk kami. MasyaAllah aku temukan pelajaran ukhwah bukan di buku tapi dibawah tenda yg gerah. Mereka memeluk kami seperti seorang anak yg ingin mengadu, aku hanya bisa mendoakan mereka dgn doa “Allahumma Aizzal islam wal muslimin, wanshur mujahidina fil masyaariq wal maghaarib, wanshur ikhwananal mustadh’afina fi barma, filishtin, afghan, iraq, syam, fi kulli makan wa fi kulli zaman. Aaamiiin…
Oleh : Relawan ACT di-TKP via Pak cik Rahmat Idris di pangkalan ojek.
sumber: facebook FAIZ SAJIDIN