Beranda / Surau / Pemikiran Islam / Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah Yang Mulai Hilang di Minang Kabau

Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah Yang Mulai Hilang di Minang Kabau

Adat-Sasandi-Syarak-Syarak-Basandi-KitabullahserambiMINANG.com – Tahun 2015 baru sampai pada pertengahan tahun, namun ada banyak catatan yang perlu digaris bawahi dan dijadikan pelajaran umat muslim, terkhusus umat muslim di nagari ” Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah ” , Minangkabau.

Catatan-catatan ini seolah menjadi penggerus semboyan “ Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah ” . Pemikiran-pemikiran seat ini datang mengendap-endap dan ada yang luput dari perhatian masyarakat muslim minangkabau.

Tidak hanya itu, bahkan umat muslim minangkabau terkesan sangat lalai terhadap pemikiran-pemikiran sesat yang ada, padahal negeri ini seharusnya adalah negeri yang paling waspada karena memiliki falsafah “ Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah ” .

Para tokoh-tokoh yang seharusnya diharapkan dalam perubahan ke arah yang lebih baik malah ada beberapa yang bertingkah sebaliknya.

Di salah satu universitas negeri di Padang, Sumatera Barat, seorang Profesor mengatakan kepada mahasiswa nya di program pasca sarjana “membantu pacar itu amal shaleh”, dan kebanyakan mahasiswa hanya diam saja (mengiyakan atau tidak berani membantah).

Lain lagi dengan salah satu tokoh agama ini (red: ketua MUI)  yang ketika itu di ceritakan kekhawatiran tentang paham sesat syiah paska penyerangan majelis dzikir Az Zikra oleh gembong sesat syiah, lalu beliau menjawab bahwa orang minang keras terhadap aliran sesat (saya lupa redaksi aslinya, tapi isinya kira-kira seperti ini).

Pernyatan ini tidak menemui titik temu dengan realita di lapangan. Di daerah sawahan, padang masih berdiri mesjid ahmadyiah yang sampai sekarang masih dipakai, dimesjid juga banyak terdapat majalah dan tabloid ahmadyiah. Lalu dimanakah ” Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah ” yang dimiliki oleh Minangkabau?

Barangkali mereka (paham sesat) memang luput dari perhatian tokoh yang ada di minang ini, atau memang kita merasa aman dari pemikiran-pemikiran sesat seperti ini. Padahal kita dituntut senantiasa bersiap siaga, dan orang-orang yang merasa aman dari azab Allah adalah orang yang merugi.

Baca :   Gawat, Kemenag RI Dukung Aliran Sesat Syiah di Indonesia

“wahai orang-orang yang beriman , bersabarlah kamu dakuatkanlah kesabaranmudan tetaplah bersiap siaga……” (Ali ‘Imron 3; 200)

“……tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang yang merugi” (Al A’raf 7; 99)

Beberapa catatan itu kita lirik dari kasus yang belum lama berselang, yaitu kasus seorang dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di kota padang yang menginjak al qur’an, dan menurut kabar terakhir dosen tersebut sudah tobat, “semoga Allah terima tobatnya dan meridhoinya”.

Beberapa bulan yang lalu di kampus Universitas Negeri Padang(UNP) kami (dengan tidak sengaja) menemukan sebuah kiriman paham sesat syiah yang ditujukan kepada salah satu organisasi eksternal kampus. Buku yang berjudul “syiah hum ahlu sunnah” inipun juga disertai surat kerjasama dan menawarkan keuntungan cukup besar. Dan inilah program menghancurkan ” Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah ”

Pada bulan november 2014, disurat kabar kampus di UNP diterbitkan sebuah artikel berjudul “stereotip agama dalam politik”. Tulisan yang ditulis oleh salah seorang mahasiswi fakultas ilmu sosial ini sangat kental dengan paham karl max dengan gagasannya “agama adalah candu”. Agama adalah pelampiasan kebutuhan emosional spiritual manusia. Kemudian dalam paragraf menutupnya dengan gagasan islam liberal.

Kita perlu ingat bahwa musuh-musuh Allah senantiasa merongrong Islam dengan berbagai cara, mereka tak henti-hentinya merongrong Islam.

“dan tidak akan pernah ridho kepadamu orang-orang yahudi dan nashrani sampai kamu mmengikut millah mereka” (Al Baqarah 2; 120).

Sebagai penutup, mari kita evaluasi diri dan umat ini.“Hasibu qobla an tuhasabu,” begitu Umar bin Khathab bertutur, hitunglah diri kalian sebelum datang hari perhitungan. Jadi tidak sepatutnya jika seorang Muslim melewati hari-harinya tanpa melakukan muhasabah diri. Karena hanya dengan muhasabah itulah hati kita terjaga dari kelalaian, mulut terhindar dari mengucapkan keburukan dan perbuatan kita akan terpelihara dari segala maksiat dan kemunkaran. Tidak pilihan lain saat ini, umat muslim mesti bersiap siaga.

Lihat Juga

Tentang Andri Oktavianas

Koordinator #IndonesiaTanpaJIL Padang

Lihat Juga

Serangkaian Skenario Melemahkan Umat Islam Era Presiden Jokowi

Tahun 2017 baru berjalan satu bulan, namun kezhaliman dan serangan kepada islam dan umat islam …

Tinggalkan Balasan

Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah Yang Mulai Hilang di Minang Kabau - Serambi Minang