serambiMINANG.com – Tiga siswi Muslimah diskors setelah mengirim email kepada pihak sekolah atas tindakan Islamphobia yang terjadi di sekolah mereka.
Dirilis dari International Business Times melaporkan Jumat (12/6/2015), ketiga siswi itu adalah Tahyba Ahmed, Sumayyah Ashraf dan Humarya Tasnim. Mereka mengaku menderita stress karena diskors, menjelang penentuan penempatan calon mahasiswa di perguruan tinggi Inggris. Kami stress dan berdampak pada kami dan keluarga. Kami tidak bisa berpikir postif lagi, tutur salah seorang di antaranya.
Kasus skors itu terjadi, ketika ketiga siswi itu mengkritik pembatalan sebuah diskusi tentang Islam di sekolahnya, Sixth Form College di Newham, London. Diskusi yang melibatkan seorang wartawan Muslim dan politikus Inggris dan digelar 6 Mei itu dibatalkan pihak sekolah, karena pandangan para pembicaranya dinilai terlalu ekstrim.
Ketiga siswi itu diskors sementara justru dengan tuduhan karena menyalah gunakan fasilitas sekolah, tanpa izin, kata kepala sekolah Eddie Playfair. Kami memerangi segala bentuk diskriminasi, termasuk tindakan Islamphobia , tambah Eddie beralasan.
Tentu saja alasan itu tidak dapat diterima ketiga siswi Muslimah tersebut, dan mereka berniat menggugat Sixth Form College. Apalagi, kalangan anak muda Inggris menentang program anti teroris yang dijalankan Pemerintah Inggris. Program anti-teroris yang disebut Prevent itu, bertujuan memantau kelompok teroris yang makin banyak di Inggris. Kawula muda Inggris itu menilai Program Prevent, semacam upaya diskriminasi bagi warga Muslim Inggris.
Para pejabat Inggris hendaknya tidak mengkotak-kotaknya komunitas Muslim dengan tindakan islamphobia , bila ingin mengamankan kaum muda, tutur Dal Babu, bekas seorang kepala sekolah yang beragama Muslim kepada Radio 4s Inggris.
(inilah/SM)