Beranda / Surau / Dakwah / Malunya Kita Pada Muadzin Berkaki Satu Tersebut, Masihkan Kita Malas Shalat ke Masjid?

Malunya Kita Pada Muadzin Berkaki Satu Tersebut, Masihkan Kita Malas Shalat ke Masjid?

Muadzin-berkaki-satu2Muadzin-berkaki-satuserambiMINANG.com – Diri ini tertegun ketika perjalanan terhenti pada sebuah Masjid di daerah Silamosik 2, Toba Samosir, untuk menunaikan shalat Jumat hari ini (10/07/2015) dan mendapati seorang muadzin berkaki satu dan bersuara indah sedang mengumandangkan adzan shalat Jum’at dengan tegap bertopang pada salah satu tongkat yang digunakan untuk berjalan.

Pemandangan diluar dugaan yang didapati pada Masjid tersebut. Muadzin berkaki satu, tetap gagah dan percaya diri mengumandangkan adzan pertama untuk memanggil jamaah shalat Jumat agar segera memenuhi Masjid.

Silamosik 2, Toba Samosir, memang bukanlah daerah bermayoritas penduduk muslim. Daerah tersebut tergabung dengan Kabupaten Toba Samosir dimana hanya ada sekitar 32 Masjid di Kabupaten ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010.

Muadzin-berkaki-satu3

Tentu bukanlah sebuah perjuangan yang mudah untuk menjadi seorang muslim di daerah ini. Namun sepertinya berbeda dengan yang dirasakan oleh muadzin berkaki satu tersebut. Jamaah jumat kami pada waktu tersebut tidak lebih dari 20 orang, dan alhamdulillah suara imamnya juga sangat sedap didengar ketika mengimami shalat jumat.

Namun sayang, karena keterbatasan waktu dan harus segera berangkat, maka diri ini tidak sempat mengenal sosok muadzin berkaki satu dan bersuara merdu tersebut. Tapi banyak hikmah yang didapati dari pertemuan singkat tersebut.

“Seorang buta pernah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berujar, “Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku ke masjid.” Lalu dia meminta keringanan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk shalat di rumah, maka beliaupun memberikan keringanan kepadanya. Ketika orang itu beranjak pulang, beliau kembali bertanya, “Apakah engkau mendengar panggilan shalat (azan)?” laki-laki itu menjawab, “Ia.” Beliau bersabda, “Penuhilah seruan tersebut (hadiri jamaah shalat).” (HR. Muslim no. 653).

Baca :   Sang Istri Malu Bersalaman Dengan Suami Yang Baru Dinikahinya

Hadist di atas sangatlah jelas memerintahkan kita untuk dapat melaksanakan shalat berjamaah di masjid, apakah itu dalam keadaan mudah maupun sulit. Seorang buta di zaman Rasulullah SAW yang kemudian bertanya pada Rasulullah apakah ada keringanan untuknya, ternyata selama dirinya masih mendengarkan suara adzan maka dirinya harus tetaplah menghadiri jamaah shalat tersebut.

Begitu banyak justru kita lihat hari ini, orang yang sempurna tubuhnya tanpa cacat, orang yang dapat melihat, orang yang sangat jelas mendengar, bahkan alat menuju masjid saat ini sangat mudah di dapat ada motor, mobil dan lain sebagainya. Namun, diri masih terlalu enggan untuk dapat meramaikan Masjid.

Harusnya malu pada pria tua di zaman Rasulullah SAW tersebut, bahkan pada muadzin berkaki satu dan berada pada daerah minoritas yang sangat sulit mendapatkan Masjid di daerah tersebut.

“Barangsiapa yang mendengar azan lalu tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya, kecuali bila ada uzur.” (Hr. Abu Daud dan Ibnu Majah)

Masihkah diri enggan untuk shalat berjamaah di Masjid wahai saudara ku? Ataukah justru kita menunggu sampai Allah SWT justru membuat diri kita cacat seperti mereka yang kekurangan atau seperti muadzin berkaki satu agar kita bisa menyadari hal tersebut?

Wallahualam

 

Lihat Juga

Tentang Abu Faguza Abdullah

Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Q.S. Muhammad: 7)

Lihat Juga

Ujian ALLAH Kepada Si Belang, Sibotak, dan Si Buta Yang Harus Membuat Kita Sadar

serambiMINANG.com – Ujian kehidupan akan selalu dihadirka ALLAH untuk melihat kwalitas keimanan hambanya. Hanya saja, …

Tinggalkan Balasan

Malunya Kita Pada Muadzin Berkaki Satu Tersebut, Masihkan Kita Malas Shalat ke Masjid? - Serambi Minang