serambiMINANG.com – Malang benar nasib para petani di negeri ini. Dimana semua kebutuhan pokok melambung naik, dan nilai rupiah pun ikut anjlok dengan kondisi ini.
Hal ini juga dirasakan oleh petani tomat sebagaimana yang tulis dalam akun media sosial facebook milik Fikka Selfiana.
Petani tomat asal Garut banyak yang membuang begitu saja hasil kebun tomat mereka dijalanan karena hrga tomat dihargai sangat murah, hanya Rp200 rupiah per kilonya.
Dalam statusnya, Fikka Selfiana bercerita bahwa hal ini terjadi bukan hanya saat ini saja. Tapi sudah seringkali terjadi karena murahnya harga tomat di pasaran. Padahal harga tomat di supermarket-supermarket harganya bisa sampai berkali lipat dibandingkan dengan harga yang diterima oleh petani tomat.
Para petani tomat melakukan hal ini karena untuk bisa menjual tomat dipasaran saja akan sangat membutuhkan banyak biaya, sementara pasar hanya menghargai sangat murah, tapi di supermarket-supermarket justru dijual dengan harga sangat mahal.
Berikut tulis Fikka Selfiana dalam akun media sosial facebooknya:
“Saat saya melewati jalan di Cikajang Garut, saya kaget qo banyak banget tomat berserakan, saya pikir udah terjadi kecelakaan truk pengangkut tomat.
Tapi tunggu … Qo hampir di sepanjang jalan ya tomat dimana2.
Kata suami saya yang emang udah 5taun tinggal di Garut, kejadian ini emang sengaja, alias para petani sengaja membuang hasil panen nya karena ternyata harga tomat kali ini cuma di hargain 200 perak per kilo nya.
Dan tau gak? Masih di kota yang sama di sebuah supermarket, harga tomat 200x lipat harganya.
Qo dibuang sih? Yaa kl ngejual keluar kan mesti ngeluarin biaya transportasi sedangkan harga jual cuma segitu.
Gak lama dari kejadian itu, saya dikasih sekresek tomat sama tetangga saya, katanya dia juga dapet kiriman dari sodaranya yang petani tomat.
Daripada sakit hati 1 keranjang besar cuma di hargain 600 perak, mending di bagi bagiin aja itung2 amal katanya.”