serambiMINANG.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengundang pimpinan media televisi membuktikan mantan Wali Kota Solo itu menyadari popularitasnya sedang turun.
“Jokowi tahu popularitasnya turun, maka mengundang pimpinan televisi agar citranya naik,” ungkap pengamat politik Ahmad Yazid dalam pernyataan kepada intelijen, Sabtu (22/8).
Menurut Yazid, ada pernyataan Jokowi yang tidak masuk akal yaitu menyempatkan nonton sinetron. “Itu hanya basa-basi saja. Intinya agar televisi itu tidak terlalu menyorot negatif Presiden Jokowi maupun pemerintahan sekarang ini,” papar Yazid.
Yazid mengatakan, kalau televisi sudah dikendalikan oleh penguasa, maka situasinya seperti Orde Baru. “Saya yakin, walaupun ada pertemuan dengan Jokowi, pemberitaan televisi masih bisa objektif. Saat ini rakyat makin cerdas dengan membaca berita tahu arah politik media tersebut,” papar Yazid.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengumpulkan 16 direktur program dari televisi nasional dan swasta yang ada di Tanah Air.
Dalam forum itu, Jokowi menyampaikan keresahannya melihat program televisi yang kering dari nilai-nilai budi pekerti. Karenanya, Presiden minta televisi membuat program yang edukatif.
“Program yang menghibur itu banyak. Tapi, apa tidak bisa diisikan yang menghibur dan juga mendidik,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jumat (21/8) (intelijen)