serambiMinang.com – Tidak dapat dipungkiri, Al-Quran adalah sebaik-baik kitab yang Allah turunkan kepada Nabi terbaik, untuk umat terbaik. Banyak hadits yang menerangkan keutamaan Al-Quran. Berikut adalah di antaranya:
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ صَالِحِ بْنِ كَيْسَانَ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ اللهَ تَعَالَى تَابَعَ عَلَى رَسُوْلهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَحْيَ قَبْلَ وَفَاتِهِ حَتَّى تَوَفَّاهُ أَكْثَرَ مَا كَانَ الْوَحْيُ ثُمَّ تُوُفِّيَ رَسُوْل اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدُ
Amru bin Muhammad telah memberitahukan kepada kami, Ya’qub bin Ibrahim telah memberitahukan kepada kami, ayahku telah memberitahukan kepada kami, dari Shalih bin Kaisan, dari Ibnu Syihab, ia berkata, Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu mengabarkan kepadaku, bahwa Allah telah menurunkan banyak wahyu secara beruntun kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjelang wafat sampai beliau wafat. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Syarah Hadits
Di mana letak keutamaan Al-Quran dalam hadits ini?
Al-Hafidz Ibnu Hajar Rahimahullah menyatakan dalam Fath Al-Bari (9/8):
Maksudnya, wahyu banyak diturunkan menjelang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam wafat. Rahasia di balik hal itu adalah bahwa setelah pembebasan Mekah banyak utusan-utusan kabilah yang datang kepada beliau dengan membawa banyak pertanyaan, sehingga wahyu juga banyak diturunkan untuk menjawab dan meresponnya.
Saya juga mendengar latar belakang terjadinya hadits ini dari riwayat Ad-Darawardi, dari Al-Amami, dari Az-Zuhri, “Aku bertanya kepada Anas bin Malik, ‘Apakah wahyu sempat kosong menjelang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam wafat?’ Anas menjawab, ‘Sebaliknya, saat itu lebih banyak dan lebih sering wahyu diturunkan.”
Hal ini sebagaimana dituliskan oleh Ibnu Yunus dalam kitab Tarikh Mishr saat mengangkat biografi Muhammad bin Sa’id bin Maryam. Demikianlah perkataan Al-Hafizh Ibnu Hajar.
Fokus pembicaraan Al-Hafidz Ibnu Hajar di atas adalah sebab wahyu banyak diturunkan, tetapi pertanyaannya sekarang tidak seputar sebab tersebut, karena bertubinya wahyu diturunkan adalah hal yang jelas dan tidak mengandung masalah. Kita bisa meringkas sebab-sebab bertubinya wahyu itu dalam dua poin;
Pertama, semakin mendekatnya ajal Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sementara Al-Quran harus disempurnakan.
Kedua, kebutuhan pada aturan syari’at yang tegas. Hal ini mengingat pertama kali wahyu fokus dalam hal ushuluddin (pilar-pilar agama) dan yang bersifat universal. Dan semakin ke belakang masa’il furu’iyah (cabang-cabang syariat yang bersifat partikular) mendapat perhatian yang lebih. Oleh karenanya, ayat-ayat Madaniyah banyak berbicara tentang furu’iyah ini dan relatif sedikit membincang mengenai ushuluddin.
Lalu di manakah letak keutamaan Al-Quran dalam hadits ini? Mengapa Imam Al-Bukhari menyebutkan hadits ini dalam Kitab Fadha’il Al-Quran (Keutamaan-keutamaan Al-Quran)?
Menurut Syaikh Utsaimin –Allahu Maha Mengetahui pendapat yang paling benar-, bahwa Allah memilih penghujung kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk menurunkan wahyu karena untuk menyempurnakan agama Islam. Kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam penuh dengan jihad dari permulaan hingga akhir. Tetapi pada akhirnya agama ini sempurna dan secara otomatis Al-Quran sebagai pedoman juga sempurna.
Jadi, letak keutamaannya adalah bahwa Al-Quran merupakan penyempurna agama Islam. Karenanya, ia banyak diturunkan di penghujung kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Di sana juga ada keutamaan lainnya, bahwa Al-Quran diturunkan secara bertahap dan sedikit demi sedikit agar dapat ditangkap secara utuh oleh para shahabat.
Ini adalah bukti penjaggaan Allah atas keotentikan Al-Quran, karena seandainya diturunkan secara global maka penjagaan itu tidak ada, baik saat proses penurunan atau dalam segi pengamalannya, mengingat umat manusia saat itu butuh ajaran yang diturunkan secara bertahap.
(Syarah Shahih Al-Bukhari)