serambiMINANG. com – Imam Masjid Tolikara, Ustadz Ali Mukhtar, mengaku mendapat ancaman pembunuhan. Ancaman itu ia dapatkan dari jamaahnya di Tolikara. Keluarganya juga was was. Tapi ia mengaku belum menelusurinya lebih jauh. Hal itu ia sampaikan saat memberikan keterangan kepada pers di Jakarta, Jumat kemarin (11/9).
Namun demikian Ustadz Ali yakin bahwa perdamaian di Tolikara akan berlangsung. “Sekarang kondisinya sudah kondusif. Umat Islam bisa melakukan Sholat Idul Adha di Masjid Tolikara nanti,”terangnya. Ia juga mengakui bahwa ancaman yang disampaikan GIDI beberapa waktu lalu sudah dicabut. Hal itu karena Menkopolhukam telah memerintahkan untuk menjaga keamanan di Tolikara. Masjid Tolikara sendiri kini sudah dibangun hampir 90%, sehingga Idul Adha nanti siap dipakai.
Ustadz Ali juga mengakui hubungannya dengan kaum Kristen GIDI di sana berlangsung baik. “Mereka sering menitipi saya uang. Karena saya dianggap gembala Islam,”paparnya dengan tersenyum. Kaum Kristen mempercayai Ustadz karena ia selalu amanah bila dititipi uang. Mereka takut menitipkan uang kepada keluarga dekatnya karena seringkali berkurang jumlahnya bila dikembalikan.
Sementara itu Maneger Nasution dari Komnas HAM menyatakan bahwa Komnas akan bersikap tegas bila benar ancaman pembunuhan itu ada. Tapi ia ingin kejelasan lebih jauh mengenai bentuk ancaman itu, apakah bentuknya sms, lisan atau telepon.
Sementara itu, Sekjen Forum Zakat (FOZ) M Sabeth Abilawa yang terjun langsung memberikan bantuan di Tolikara mengatakan bahwa keadaan di sana sudah kondusif. Namun demikian, ia mengatakan bahwa sebagian korban ada yang tidak mau balik ke Tolikara. “Sebagian korban pulang ke Jawa dan Sulawesi karena tidak punya modal untuk berdagang di sana,” kata Sabeth. Jumlah penduduk Muslim yang tidak kembali ke Tolikara, menurut Ustadz Ali tinggal sekitar sepuluh persen.
Sabeth juga menyatakan bahwa Dompet Dhuafa akan mengirimkan sejumlah hewan korban ke sana. Dan ia berharap hewan korban yang dipotong ketika Idul Adha nanti selain dibagikan ke sejumlah kaum Muslim juga dibagikan ke non Muslim.
Sementara itu, Ustadz Adnin Armas dari Komite Umat untuk Tolikara mengharapkan polisi bertindak tegas terhadap aktor-aktor yang membuat rusuh Idul Fitri di Tolikara Juli lalu. “Dua pelaku utama kerusuhan itu harus ditangkap dan diadili,”paparnya. Ia mengharapkan juga pihak keamanan terus menjaga kaum Muslim di sana yang nanti akan merayakan Idul Adha.(sharia)