serambiMinang.com – Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang memiliki seratus rahmat. Banyak hadits yang menerangkan hal tersebut. Di antaranya adalah hadits berikut ini.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْل اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ اللهَ خَلَقَ الرَّحْمَةَ يَوْمَ خَلَقَهَا مِائَةَ رَحْمَةٍ، فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعًا وَتِسْعِينَ رَحْمَةً، وَأَرْسَلَ فِي خَلْقِهِ كُلِّهِمْ رَحْمَةً وَاحِدَةً، فَلَوْ يَعْلَمُ الْكَافِرُ بِكُلِّ الَّذِي عِنْدَ اللهِ مِنَ الرَّحْمَةِ لَمْ يَيْئَسْ مِنَ الْجَنَّةِ، وَلَوْ يَعْلَمُ الْمُؤْمِنُ بِكُلِّ الَّذِي عِنْدَ اللهِ مِنَ الْعَذَابِ لَمْ يَأْمَنْ مِنَ النَّارِ
Qutaibah bin Sa’id telah memberitahukan kepada kami, Ya’qub bin Abdurrahman telah memberitahukan kepada kami, dari Amru bin Abu Amru, dari Sa’id bin Abu Sa’id Al-Maqburi, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dia berkata, saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah menjadikan rahmat (kasih sayang) seratus bagian, maka dipeganglah di sisi-Nya sembilan puluh sembilan bagian dan diturunkannya satu bagian untuk seluruh makhluk-Nya, sekiranya orang-orang kafir mengetahui setiap rahmat (kasih sayang) yang ada di sisi Allah, niscaya mereka tidak akan berputus asa untuk memperoleh surga, dan sekiranya orang-orang mukmin mengetahui setiap siksa yang ada di sisi Allah, maka ia tidak akan merasa aman dari neraka. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Syarah Hadits
Sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Sesungguhnya Allah menjadikan rahmat (kasih sayang).”
Harus diketahui bahwa rahmat yang dimaksud di sini bukanlah rahmat yang dikategorikan sifat Allah; karena rahmat yang termasuk sifat Allah bukanlah makhluk. Akan tetapi, ini adalah rahmat besar yang Allah ciptakan dan menjadikannya seratus bagian, dipegang di sisi-Nya sembilan puluh sembilan bagian dan diturunkan satu bagian.
Satu bagian itu sudah cukup untuk menumbuhkan kasih sayang semua makhluk hingga onta jantan atau betina, atau kuda mengangkat kakinya khawatir akan menginjak anaknya.
Hal ini sangat jelas terlihat, maka lihatlah kasih sayang di antara manusia umpamanya; bagaimana kasih sayang kedua orangtua kepada anaknya. Disebutkan ada seorang wanita tawanan perang mencari-cari anaknya, ketika ia melihatnya anak itu ia ambil dan dekap di dadanya dengan penuh kerinduan. Lalu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Menurut kalian, apakah perempuan itu tega melemparkan bayinya ke dalam api?” Kami (para sahabat) menjawab, “Tentu tidak wahai Rasulullah.”
Beliau bersabda, “Sungguh, kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya melebihi kasih sayang perempuan itu terhadap anaknya.” HR. Al-Bukhari (5999) dan Muslim (2754).
Lalu apakah kasih sayang yang ada di antara manusia itu adalah makhluk (ciptaan) atau tidak? Itu adalah makhluk; karena itu bagian dari sifat mereka: makhluk ciptaan dan sifat yang melekat padanya adalah ciptaan Allah Ta’ala.
Sedangkan rahmat yang lain- sembilan puluh sembilan- itu semua hanya Allah yang Maha Mengetahui, akan tetapi semua itu adalah makhluk sebagaimana ditegaskan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Allah yang menciptakannya.” Dengan demikian rahmat itu bukanlah rahmat yang menjadi sifat Allah; karea sifat-sifat Allah Ta’ala bukanlah makhluk.
(Syarah Shahih Al-Bukhari)