serambiMINANG.com- Tidak lama selang waktu setelah kebakaran terjadi di dekat pusat rehabilitasi orang utan, Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, terjadi hal yang semakin menyulut emosi bangsa Indonesia. Pasalnya hanya selang beberapa ekan telah muncul bibit-bibit kelapa sawit di bekas kebakaran tersebut.
Kebakaran pada mulanya terjadi 800 meter dari lokasi rehabilitasi orang utan dan proses memadamkan api membutuhkan beberapa hari karena kebakaran telah meluas hingga 100 hektar. Dari kebakaran ini jelas sangaat membahayakan bagi satwa orang utan yang jumlanhya di Indonesia telah jauh menipis. Namun ditengah permasalahan yang tak kunjung selesai itu muncul hal-hal yang menyulut emosi dengan munculnya bibit-bibit kelapa sawit di lokasi bekas kebakaran.
“Saya sangat marah dan frustrasi. Ini adalah wilayah yang dilindungi, Orang utan ialah spesies yang dilindungi. Presiden mengatakan pemerintah berperang melawan kabut asap, lalu mengapa kebakaran seperti ini masih terjadi?” tanya Denny, seperti dilansir bbc (26/10/2015).
Kepolisian palangkaraya menyatakan penyebap terjadinya kebakaran adalah sebab alami, namun setelah munculnya bibit-bibit kelapa sawit di bekas lokasi kebakaran, Kapolres Palangkaraya menyatakan akan melakukan penyidikan.
“Kami pergi ke lokasi dan seseorang sedang menanam kelapa sawit. Kami lalu menanyainya,” ujar Kapolres Palangkaraya AKBP Jukiman Situmorang.
Hal ini tidak boleh dibiarkan, harus ada penanganan yang adil dari pemerintah tanpa pengaruh kepentingan pihak manapun.
“Orang-orang yang melakukan ini harus diadili. Proses hukum harus berjalan tanpa campur tangan siapapun. Kami perlu penegakan hukum yang ketat sehingga upaya konservasi bisa berhasil,” kata CEO pusat rehabilitasi orang utan Dr. Jamartin Sihite.