serambiMINANG.com- Bencana kebakaran di Riau dan Sumatera selatan semakin hari kian memburuk. Indeks Standar pencemara Udara (ISPU) kian meningkat. Hari ke hari semakin banyak jatuh korban terutama dari kalangan balita yang masih lemah sistem perafasannya.
“Tadi rapat koordinasi di Kemenko Polhukam. Kami juga menyesalkan ada bencana kebakaran di Riau dan Sumatera Selatan. Dalam rapat itu kita diminta harus mengoptimalkan penanganan karena banyak jatuh korban karena tidak mendapat regulasi yang baik,” ujar Menteri Kesehatan Nila seperti dilansir detik (22/10/2015).
Kebanyakan korban ISPA berasal dari kalangan balita, untuk menanggulanginya jika Indeks Standar Pencemar Udara di atas 50 diharapkan kepada masyarakat tidak keluar rumah.
“Yang rentan terkena itu balita, untuk itu kalau ISPU di atas 50 lebih baik jangan keluar rumah. Kita juga meminta kepada Kemendiknas agar meliburkan SD dan SMP jika kondisi asap sangat memburuk. Karena jika kondisi asap di atas 300 kita minta liburkan dan di atas 500 masyarakat tidak boleh beraktivitas di luar rumah,” terang Nila.
Pemerintah sudah mengirim surat edaran terkait update nilai ISPU agar selalalu diubah setiap 24 jam.
“Kita sudah kirim edaran agar penentuan ISPU dilakukan setiap 24 jam. Untuk masyarakat agar menggunakan exhause atau penjernih udara (air purifier) di dalam rumahnya. Dan untuk semua fasilitas kesehatan agar memberikan pelayanan 24 jam serta kepada Dinkes Provinsi dan Kabupaten Kota membuka pos. Dokter dan tenaga medis juga harus keluar mencari orang yang berisiko tinggi,” tutup Nila.