serambiMINANG- Pembakaran hutan untuk membuka lahan sudah marak terjadi. Kondisi sekitar hutan yang berbeda dengan dahulu mengakibatkan kebakaran hutan lebih mudah meluas. Ketika dahulu tanah dan lahan masih tidak kering seperti sekarang api tidak mudah meluas sehingga menjadi tidak terkendali seperti sekarang.
“Kita sudah ratusan tahun membakar, tapi kenapa kita ribut sekarang soal asap, artinya, kenapa itu muncul jadi kebakaran yang dahsyat? Karena semua konsesi itu diberikan kepada korporasi, sehingga lahan jadi mudah terbakar. Lahan korporasi itu kan kering sekali, nggak bisa ditanami padi. Sekarang dibanding dulu, jauh memang, asal tergores saja, ada bintik-bintik api, langsung terbakar lahan itu,” kata Edi Saputra, petani di kabupaten Ogan Komering.
Pembakaran hutan untuk membuka lahan biasanya dilakukan ketika musim hujan hampir tiba, harapannya setelah api membesar akan datang hujan yang akan memadamkannya.
“Dari oknum pegawai pemerintah, polisi, tentara, peneliti, bisa terlibat, bisa punya sawit sampai ratusan hektar dan dalam proses pengembangan sawitnya bisa (melakukan) pembakaran untuk menyambut musim hujan berikutnya,” ujar Herry berdasarkan hasil penelitiannya.
Kondisi alam yang jauh berbeda dengan masa dahulu mengakibatkan kebakaran hutan lebih mudah terjadi dan meluas. Hal ini penting untuk disadari sihingga perlunya cara-cara lain yang lebih efektif dan aman dalam melakukan pembukaan lahan dibanding dngan pembakaran hutan.