serambiMINANG.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, aksi kekerasan dan radikalisme yang terjadi di berbagai belahan dunia tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Perserikatan Bangsa-Bangsa harus segera menghentikan aksi-aksi kekerasan dan tragedi berdarah dengan berbagai dialog, kerja sama, langkah, serta aksi yang konkret bagi perdamaian di kawasan tersebut.
“Konflik dan aksi-aksi kekerasan masih terus mewarnai dunia. Radikalisme, aksi-aksi kekerasan dan terorisme terus berlanjut dan menjadi ancaman serius. Konflik sektarian, termasuk akibat ulah Negara Islam Irak Suriah (NIIS/ISIS) mengancam stabilitas politik dan menyebabkan krisis kemanusian tak pernah berhenti di Timur Tengah, khususnya di Suriah, Libya, Yaman dan din sejumlah negara lainnya,” ujar Wapres Kalla saat berpidato dalam sesi debat umum di Sidang Umum PBB, Markas Besar PBB di New York, Sabtu (2/10/2015) sore waktu setempat atau Minggu dinihari waktu Jakarta.
Saat berpidato dengan tema Jalan Menuju Perdamaian, Keamanan dan Hak Asasi Manusia, Wapres Kalla didampingi Menteri Luar Retno LP Marsudi dan Kepala Perwalikan Tetap RI untuk PBB Desra Percaya.
Dampak dari aksi-aksi kekerasan dan terorisme tersebut, tambah Wapres Kalla, terus meluas dan tak hanya mengusik satu atau dua negara saja, seperti Irak dan Suriah. Akan tetapi, dampaknya juga dirasakan negara-negara lain, bahkan merusak tatanan kehidupan sosial di kawasan dan merusak sejarah yang ada.
“Penderitaan rakyat Palestina juga masih terus terjadi hingga kini meskipun bendera Palestina sudah dikibarkan di Markas Besar PBB. Padahal, realisasi dari hak-hak otonomi dan kenegaraan Palestina, masih jauh dari harapan,” ujar Wapres Kalla.
“Konflik berdarah yang terus terjadi Jalur Gaza tak hanya menggusur 2.000 orang penduduk di kawasan tersebut, tetapi juga melukai 5.000 orang pendudukan Palestina,” ujarnya.
Selama ini, tambah Wapres Kalla, Indonesia sudah memainkan peranan untuk mewujudkan perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut dengan berbagai cara dialog, pertemuan dan kerja sama internasional serta berbagi informasi dan cara terbaik melawan aksi-aksi kekerasan dan terorisme. kompas