serambiMINANG-Ketika hati menjadi tawanan setiap sangkaannya selalu terpaut pada sang penawan, tidak ada waktu yang dilewati tanpa hadirnya sang penawan, dan ketika dia mulai berkata-kata sang penawanlah yang menjadi sasaran pembicaraannya.
Tawanan perang berbeda dengan tawanan hati, keduanya saling bertolak belakang meski memiliki beberapa kesamaan. Tawanan perang akan mencari-cari celah untuk lepas dan hidup bebas dari cengkraman sang penawan. Bertolak belakang dengan tawanan hati yang tidak ingin lepas dari sang penawan, ingin selalu dalam jarak pandang penawan, dan bahkan ingin mendekati sang penawan hati.
Tawanan perang munculnya karena hal-hal yang menyakitkan dan keterpaksaan sedangkan hati akan tertawan dengan hal-hal yang mengejutkan dan tanpa bisa direncanakan sebeluya.
Sesungguhnya di dalam diri manusia ada segumpal darah, apabila dia baik mka baik pulalah seluruh diri dan amal perbuatan manusia dan apabila dia rusak maka rusaklah seluruh diri (amal perbuatan manusia tersebut). Ingatlah, ia adalah hati (HR Bukhari dan muslim)
Sungguh hati begitu rapuh, segumpalan darah tak bertulang ini dapat mempengaruhi setiap aktifitas tubuh. Baiknya kondisi hati akan tercermin dari amal-amal baik yang dilakukan dengan ikhlas, menjauhi hal-hal yang dilarang ALLAH, dan sangat takut ancaman ALLAH yang sangat dahsyat. Kondisi hati yang buruk akan memburukkan setiap perbuatan-perbuatan yang dilakukan tubuh, dalam beramal misalnya akan muncul benih benirh riya’.
Hati itu lemah, namun pengaruhnya dapat mengalahkan logika otak yang sangat logis. Realita kehidupan yang akan berjalan sesuai logika tidak mampu mempengaruhi kondisi hati yang buruk menjadi baik.
Ketertawanan hati akan selalu terjadi, tidak ada detik yang berdetak dan hari yang berganti tanpa penguasa hati ini terus mengarahkannya. Penawan hati sejati akan selalu mengarahkan hati menuju kebaikan dan menyembuhkan setiap penyakit-penyakit hati yang mulai tumbuh.
ALLAH lah pemilik dan penawan hati yang hakiki, bodohnya manusia melepaskan diri dari tawanan ALLAH dan menambatkannya pada hal-hal yang lain. Allah yang menciptakan hati, ALLAH yang memiliki setiap hati-hati manusia, dan hanya ALLAH yang tahu apa yang terbaik untuk hati manusia.