Beranda / Surau / Ketika Keimanan Diuji Dengan Prasangka

Ketika Keimanan Diuji Dengan Prasangka

Ketika-Keimanan-Diuji-Dengan-Prasangkasudah pasti tidaklah mudah mengerjakan hal besar dengan tubuh yang sangat lemah ini. Do’a kepada ALLAH lah yang harus selalu dilantunkan karena tidak ada yang dapat kita lakukan jika ALLAH tidak mengizinkannya terjadi. Juga tidak ada yang dapat menghalangi meski tingginya tembok, dalamnya jurang, dan jauhnya penghalang, kalau ALLAH telah mengatakan kun.

Ketika satu kata “kun” dilafazkan ALLAH maka seberapapun sulitnya, seberapapun peghalang, dan seberapa lemahpun diri ini niscaya hal tersebut akan tetap terjadi.

Takdir itu merupakan hal yang pasti telah ditetapkan ALLAH. Lokasi, waktu, kondisi susah, kondisi senang, dan hal-hal yang sangat terperinci lainnya telah dituliskan ALLAH untuk menunggu terjadinya. Disana ALLAH bisa menuliskan kita menjadi orang yang mudah menyerah dengan segenap potensi yang besar sehingga hal-hal yang diinginkan tidaklah terjadi. ALLAH juga dapat menuliskan kita menjadi orang yang sangat lemah dalam banyak aspek namun memiliki kemauan dan usaha yang tidak terbendung sehingga mudah bagi ALLAH meng-aminkan setiap usaha yang kita lakukan.

Tidak perlu mencemaskan hal-hal kecil yang tampak besr di mata manusia, karena ertolongan ALLAH akan mampu membersihkan setiap duri penghalang yang tersebar banyak di setiap perjalanan kehidupan. ALLAH yang menabur duri-duri tersebut tidak bermaksud untuk menghalang-halangi manusia mencapai keinginannya. ALLAH menjadikan setiap duri di jalanan ini sebagai ujian dan bumbu-bumbu cerita kehidupan manusia. semakin banyak duri yang telah dilewati manusia maka akan semakin baiklah kwalitas manusia tersebut, sedangkan yang memilih menghindar dan mencari jalan yang mulus tanpa duri di tengah jalan hanya akan duduk termenung tanpa pernah bisa bergerak sedikitpun.

Persangkaan baik kepada ALLAH perlulah selalu dijaga. Pada mulanya kita tidaklah tahu maksud ALLAH menurunkan ujian, cobaan, dan kesulitan-kesulitan yang mewarnai kehidupan kita menjadi seindah pelangi. Kita bisa memilih dalam mempersangkai ALLAH, kita bisa saja berfikir ALLAH sangatlah jahat sehingga menjadikan kita harus merasakan kepahitan dalam kehidupan, kesusahan dalam setiap perjuangan, dan keterpurukan yang terjadi tidak sekali dua kali. Kita bisa saja berfikir ALLAH membenci kita sehingga tidak mengabulkan setiap keinginan-keinginan yang terus kita ulang-ulang di setiap kesempatan. Boleh saja kita berprasangka demikian kepada ALLAH, tapi kalau kita fikir ulang apa yang kita peroleh dari sangkaan-sangkaan negatif itu? Pertanyaan ini tidak perlulah dijawab karena tidaklah mudah jujur kepada diri disaat hati gelisah.

Baca :   Anjuran Untuk Menikah

Bagaimana jika kita mencoba untuk memutar cara berfikir menjadi lebih baik. Kita tidaklah tahu apa sebenarnya sesuatu yang masih ALLAH rahasiakan, sekuat apapun kita mencoba mengungkapnya sungguh tidak akan mampu, hanya ALLAH lah yang akan mengungkapnya seiring berjalannya waktu. Lantas apa salahnya jika kita mencari-cari alasan yang memposisikan ALLAH tengah bersikap baik pada kita. Boleh jadi ALLAH tengah menghindarkan kita dari hal-hal buruk yang akan menimpa kita sehingga hal-hal yang diharapkan terjadi belumlah terwujud. Boleh jadi ALLAH sedang menguji kita untuk meningkatkan kapasitas keimanan dan ketakwaan kita.

Dalam hadis qudsi dikatakan bawa ALLAH adalah menurut persangkaan hambaNYA. Ini merupakan kesempatan besar bagi sang pemimpi yang merasa diri sangat lemah seakan tidak mampu mewujudkan mimpi yang sangat tinggi. Hanya perlu berprasangka baik bahwa ALLAH akan mengabulkan impian kita menjadi kenyataan. Hanya perlu berprasangka positif dan saksikan apa yang akan kita peroleh. ALLAH telah berjanji, dan ALLAH pasti memenuhi janjinya.

Lihat Juga

Tentang han

Sedang BELAJAR.... dan terus BELAJAR

Lihat Juga

Terlalu Cepat Menyimpulkan

serambiMINANG.com – Saat kita berinteraksi dengan orang lain didalam sebuah lingkungan, apakah itu di organisasi, …

Tinggalkan Balasan

Ketika Keimanan Diuji Dengan Prasangka - Serambi Minang