serambiMINANG.com- Indonesia negara yang terjerat banyak hutang harus bersabar untuk lepas dari jeratan hutang yang sudah menggunung. Pasalnya di era pemerintahan Jokowi-Jk kondisi utang luar negeri Indonesia justeru semakin bertambah hingga mencapai Rp. 3.091,06 triliun.
Pertumbuhan ekonomi indonesia yang tidak membaik mengakibatkan terus bertambahnya hutang luar negeri bangsa Indonesia.
“Target pemerintah untuk mengejar 7 persen pertumbuhan ekonomi tahun ini sudah terbukti gagal,” ungkap pengamat politik dari Nurjaman Center for Indonesia Democracy (NCID), Jajat Nurjaman, seperti dilansir intelijen(30/10/2015)
Dengan kondisi perekonomian yang lemah saat ini mustahil rasanya bermimpi melaunasi hutang luar negeri Indonesia jika tidak dilakukan gebrakan-gebrakan yang akan memberikan efek besar bagi perekonomian Indonesia.
“Salah satu cara yang bisa diambil Pemerintahan Jokowi-JK saat ini hanya melakukan upaya renegoisasi dengan negara-negara pemberi utang. Sangat mustahil di tengah lemahnya kondisi perekonomian Indonesia saat ini memaksakan untuk dapat membayar utang luar negeri,” jelas Jajat.
Kondisi pemerintahan yang hanya melakukan aksi pencitraan dan janji-janji palsu tidak akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Harus ada langkah pasti yang dilakukan pemerintah agar membaiknya perekonomian Indonesia sehingga hutang-hutang luar negeri Indonesia yang sudah menumpuk bisa dilunasi.
Ketahanan pemerintah tidak akan bertahan lama jika masih saja melakukan janji-janji palsu seperti sebelumnya. Hal ini hanya akan memperburuk suasana Indonesia dan tidak menghilangkan kemungkinan pemerintahan Jokowi-Jk akan diturunkan secara paksa sebelum masa jabatannya habis.
“Jika Jokowi masih tetap menggunakan cara-cara mengumbar janji-janji palsu seperti sebelumnya, saya berkeyakinan nasib pemerintahan Jokowi tidak akan bertahan sampai lima tahun,” pungkas Jajat.