Ikhlas (3) - Serambi Minang
Beranda / Belajar Islam / Ikhlas (3)

Ikhlas (3)

ikhlasSerambiMINANG.com – Sesungguhnya ikhlas adalah amalan hati yang penting dan termasuk dalam definisi iman, amalan hati mempunyai kedudukan yang agung, bahkan perbuatan hati lebih penting dan didahulukan daripada amalan inderawi.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berbicara tentang amalan hati, “Ia merupakan pondasi iman, dan kaidah pokok agama, seperti mencintai Allah dan Rasul-Nya, bertawakal kepada-Nya, ikhlas dalam menjalankan perintah agama karena Allah, bersyukur kepada Allah, bersabar atas hukum-Nya, takut dan berharap kepada-Nya. Sikap dan perbuatan ini wajib dilakukan oleh setiap hamba berdasarkan kesepakatan para ulama.”

Mengingat penting dan agungnya perbuatan tersebut, sebagian ulama mengatakan,

“Saya berharap seandainya ada seseorang dari ulama yang memusatkan kesibukannya untuk mengajarkan kepada manusia tentang tujuan mereka beramal, ia duduk mengajarkan tentang niat, bukan yang lain. Tapi sayangnya kebanyakan dari mereka menyia-nyiakan perkara ini.”

Sehingga, mereka juga meremehkan ilmu ini, yang mana dengannya Allah memberi manfaat bagi semua negeri dan bagi para hamba-Nya.

Jika orang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya tidak dengan niat yang ikhlas karena Allah Ta’ala, sesungguhnya orang itu mendapat ancaman dari Allah pada hari kiamat nanti berdasarkan sabda Rasul-Nya Shallallahu Alaihi wa Sallam,

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِي رِيحَهَا

“Barangsiapa menuntut ilmu tidak berharap kepada Allah Ta`ala melainkan berharap untuk mendapatkan dunia saja, maka ia tidak akan mencium aroma surga pada hari kiamat” (HR. Abu Daud)

Baca :   Salah Langkah di Haminsatu

Allah Ta’ala Maha Mengetahui yang ghaib dan yang tersembunyi di dalam hati. Dia tidak menilai bentuk dan harta yang dimiliki hamba-Nya.

Dialah Yang Memilki keutamaan dan Maha Memberi Nikmat, Dia menilai apa yang ada di dalam hati hamba-Nya berupa iman kepada-Nya, membenarkan utusan-Nya, dan mengamalkan apa yang menjadi konsekuensi dari dua perkara tersebut.

Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Shakhr, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ .

“Sesungguhnya Allah tidak memandang bentuk tubuh dan rupa kalian, akan tetapi Dia memandang hati kalian dan amal perbuatan kalian”.(HR. Muslim)

Masih banyak lagi hadits yang menyangkut permasalahan dalam bab ini. Singkatnya, segala keuntungan dunia –sedikit atau banyak- akan menarik perhatian hati, jika hati terlalu sibuk dengannya, maka kemurnian hati akan pudar dan keikhlasan pun akan lenyap dari seseorang.

Setiap manusia tidak lepas dari mengharap keuntungan dunia, apalagi jika dipompa oleh hawa nafsu, sedikit sekali amalan ibadah seorang hamba bersih dari keinginan untuk mendapatkan keuntungan duniawi tersebut.

Ya Allah, jadikanlah amal ibadah kami benar dan ikhlas hanya mengharap wajah-Mu Yang Mulia, dan terimalah amalan ibadah kami yang sedikit ini, berilah keberkahan di dalamnya wahai Zat Yang Maha Penyayang, dan semoga shalawat serta salam selalu tercurah pada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para shahabatnya. (Durus Al-Am)

Lihat Juga

Tentang Bani Sulaiman

Lihat Juga

Mengapa Puasa Menghasilkan Ikhlas?

serambiMINANG.com – Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada …

Tinggalkan Balasan