serambiMINANG.com – Dalam menafsirkan firman Allah Ta’ala,
إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Sungguh, orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan baik, yang lengah dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan di akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang besar.” (QS. An–Nuur: 23).
Ibnu Katsir berkata, “Para ulama – semoga Allah merahmati mereka- telah bersepakat bahwa siapa saja yang mencela Aisyah Radhiyallahu Anha dan menuduhnya berzina setelah mendengar peringatan dari ayat ini maka dia telah kafir, karena dia telah berani melawan Al-Qur`an.”
Al-Lalika`i menyebutkan tafsir ayat ini dengan sanadnya, bahwa Hasan bin Zaid ketika ada seorang laki-laki menyebutkan di hadapannya perkataan jelek terhadap Aisyah, maka dia memerintahkan agar orang ini dihukum mati. Lalu Al-`Alawiyyun (orang yang mengklaim pengikut Ali Radhiyallahu Anhu) berkata kepadanya, “Orang ini adalah golongan kita.”
Dia berkata, “Aku berlindung kepada Allah, orang ini telah mencela Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sungguh, Allah Ta’ala telah berfirman,
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).”(QS. An-Nuur: 26).
Al-Lalika`i melanjutkan, “Jika Aisyah orang yang keji maka berarti dia telah mengatakan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah orang yang keji, maka dengan ini dia telah kafir dan bunuhlah dia.” Maka orang-orang pun menghukum mati orang tersebut. (Durus Al-Am)