serambiMINANG.com – Wahai kaum muslimun, sesungguhnya mencela shahabat Radhiyallahu Anhum sama artinya dengan mengatakan umat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah umat yang sesat dan dan paling buruk. Jika mencela shahabat, maka berarti pendahulu umat ini adalah yang seburuk-buruknya umat. Semoga Allah menjauhkan dari hal demikian.
Perbuatan kufur seperti ini merupakan sesuatu yang harus diketahui oleh umat Islam.
Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma pernah mendengar seseorang sedang mencela shahabat, maka dia berkata,
“Apakah engkau dari generasi pertama kaum Muhajirin?”
Orang itu menjawab, “Tidak.”
Ibnu Abbas bertanya, “Apakah engkau dari kaum Anshar?”
Dia menjawab, “Tidak”
Ibnu Abbas berkata, “Aku bersaksi bahwa engkau bukanlah dari kalangan tabi`in yang baik.”
Sebagian ulama dari kalangan salaf mengatakan, “Kamu tidak disibukkan oleh dosa-dosamu, jika kamu disibukkan oleh dosa-dosamu niscaya kamu akan takut pada Tuhanmu. Dosamu itu bisa membuat kamu sibuk dari orang-orang yang berbuat jahat, namun kenapa tidak membuatmu sibuk dari orang-orang yang berbuat baik?
Jika kamu termasuk orang yang baik, kamu tidak akan disibukkan oleh orang-orang yang berbuat jahat, akan tetapi kamu akan berharap ampunan Allah bagi mereka. Sungguh, engkau termasuk orang yang berbuat jahat, dari sinilah engkau telah mencela para syuhada dan orang-orang shalih.”
Wahai Allah, berilah kami karunia untuk mencintai-Mu, agama-Mu, kitab-Mu, Nabi-Mu Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan para shahabatnya yang mulia. Wahai Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Wahai Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang. Amin Ya Rabbal Alamin. (Durus Al-Am)