Beranda / Belajar Islam / Masa Lalu Bukan Alasan Berbuat Jahat

Masa Lalu Bukan Alasan Berbuat Jahat

Masa-Lalu-Bukan-Alasan-Berbuat-JahatserambiMINANG.com – Beberapa kasus pencabulan pernah menjadi pembahasan yang panjang dan diangkat oleh media secara besar-besaran. Bahkan ulasannya tidak hanya pembahasan pada saat kejadian, bahkan lebih dalam.

Dalam pendalaman kasus bahkan disertakan para psikolog karena kasus ini menyangkut dengan kepribadian manusia, dan psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan termasuk didalamnya kepribadian manusia itu sendiri. Kepribadian secara singkat dapat diartikan sebagai susunan sistem psiko-fisik manusia yang menentukan tingkah lakunya.

Ini bukan cerita tentang media, bukan cerita tentang presiden yang bingung, bukan juga cerita penembakan pada orang-orang yang sedang khusuk menyembah Tuhannya. Ini adalah tentang alasan berbuat jahat .

Ini dalah cerita tentang sepenggal alasan dan seutas cerita yang disangkut pautkan dengan tindakan pencabulan yang sudah pernah menghiasi deadline pemberitaan di media-media nasiona. Salah satu alasan yang barangkali juga tidak jarang dijumpai alasan-alasan ini dalam perbuatan-perbuatan kita. Alasannya adalah masa lalu.

Pada masa kecilnya pelaku pernah dicabuli beberapa kali oleh orang lain. Sehingga dengan traumatik dan kekecewaan yang dialaminya ia melakukan hal yang sama dengan orang lain, dengan kata lain ‘’ini karena pengaruh masa laluku yang trauma dengan hal ini…”

Dalam teori psikologi, memang benar ada teori yang mengatakan masa kecil sangat berpengaruh terhadap masa dewasa seorang manusia, salah satunya dikemukakan oleh Sigmund Freud (Psikoanalisis Klasik). Namun teori ini hingga kini terus saja berkembang dan menuai pro dan kontra.

Benarkah Masa Lalu Menjadi Bisa Dijadikan Alasan Berbuat Jahat ?

Dalam perspektif lain, kita menemui kisah nyata yang sedikit berbeda dari kasus yang dipaparkan diatas, bahkan kisah ini juga bisa menjadi antitesa dari sebagian teori kepribadian yang menyatakan besarnya pengaruh masa lalu terhadap kepribadian manusia. Bahwa tidak ada kemutlakan empirik (pengalaman) masa kecil berbanding lurus mempengaruhi kepribadian seperti pada kasus yang diceritakan diatas. Dalam kisah ini perlakuan buruk sebagai pengalaman waktu kecil justru tidak menjadikannya berperangai buruk ketika dewasa.

Ini adalah sebaik-baik kisah. Kisah seorang anak yang mengalami lika liku sangat panjang dalam hidupnya. Anak ini memiliki saudara-saudara yang iri dan dengkinya minta ampun kepadanya, hingga suatu saat dia diajak bermain-main oleh saudara-saudaranya. Anak itu adalah nabi Yusuf Alaihisalam. Sebelum itu saudara-saudara yusuf telah merencanakan kejahatan bahkan terselip pembunuhan kepadanya, kecuali satu orang. Saudara-saudara Yusuf alaihi salam merencanakan makar untuk melenyapkan Yusuf agar kasih sayang Ayah mereka tidak lagi disaingi oleh Yusuf. (QS Yusuf 8-10).

Hingga Yusuf tiba di suatu sumur tua, maka Yusufpun dimasukan kedalam sumur tua tersebut oleh saudara-saudaranya. (QS. Yusuf 15). Lalu saudara-saudara yang membuat makar inipun pulang kepada ayahnya (Ya’qub Alaihisalam) dengan air mata buaya, dan mengatakan kepada ayah mereka bahwa yusuf telah dimakan serigala. (QS Yusuf 16)

Kemudian datanglah musafir mengambil air pada sumur tersebut dengan menjulurkan timbanya kedalam sumur, lalu yusuf ikut menggantung keatas. Ketika dilihatnya ada seorang anak yang tampan “Oh kabar gembira, ini seorang anak muda yang tampan” (QS Yusuf 19). Lalu musafir tersebutpun menjual Yusuf sebagai budak dengan harga yang murah (kalaupun dunia dan segala isinya dijadikan untuk pembayar yusuf maka itu tidak sebanding, masih sangat murah) kepada pembesar di mesir lalu dibawa serta tinggal dirumahnya. Yusuf alaihisalam hidup dan tumbuh besar di istana al aziz (pembesar, yang mulia, raja dll) sebagai orang yang bertaqwa, ahli ibadah, mengesakan Allah dan senantiasa berserah diri kepada Allah (Al-Qarni: 177)

Hari berlalu dan tahun berganti, Yusufpun tumbuh dan besar sebagai orang yang semakin tampan dan semakin menarik. Istri Al Aziz pun tertarik kepadanya. Hingga istri Al Aziz menggoda dan merayunya. Bayangkan seorang pemuda yang memiliki gejolak nafsu yang membara, betapa besar fitanah ini ! Akan tetapi Allah senantiasa bersamanya dan meluruskannya.

Hingga suatu hari, istri Al Aziz menutup semua pintu, dan didalam rumah itu hanya tersisa Yusuf dan Istri Al Aziz. Perempuan itu berkeinginan melakukan perbuatan keji (zina) dengan Yusuf. Yusufpun juga berkeinginan (Al Qarni mengatakan bahwa syahwtnya juga bergelora). Namun Yusuf melihat tanda dari Allah (Ibnu Taymiyah mengatakan tanda itu adalah penasihat Allah yang terdapat pada setiap hati orang yang beriman. Penasihat Allah itu bergerak, rasa malu hati orang yang beriman)

Yu lalu lari menuju pintu. Istri Al Aziz mengejar Yusuf dari belakang. Istri Al Aziz berhasil menarik gamis Yusuf yang bagian belakang dan sobek. Tatkala sedang bernafsu engejar Yusuf, seketika itu keduanya mendapati Al Aziz di depan pintu.

Baca :   Sekretaris Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam

Perempuan inipun beraksi dengan bujuk rayunya “apakah balasan terhadap orang yang bermaksud serong terhadap istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) azab yang pedih(QS Yusuf 25)”

Maka Yusuf berkata dengan lisan yang jujur, terpercaya dan penuh ketaqwaan “Dialah yang telah menggodaku untuk menundukan diriku (kepadanya)”.

Dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya “Jika baju gamisnya koyak dari bagian depan maka wanita itu benar, dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika gamisnya koyak dibagian belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar (QS. Yusuf 26-27)

Al Aziz meminta Yusuf untuk tidak menyampaikan berita itu kepada siapapun, dan dia memberi nasehat kepada istrinya yang telah berbuat keji “dan kamu (wahai istriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang bersalah (QS Yusuf 29)

Lalu berdesuslah berita dikalangan perempuan-perempuan kota tersebut tentang kehinaan Istri Al Aziz. Perempuan-peremupuan di kota berkata;

“Istri Al Aziz menggoda dan merayu pelayannya untuk menundukkan dirinya. Pelayannya benar-benar membuatnya mabuk cinta. Kami pasti memandng dia dalam kesesatan yang nyata” (QS Yusuf 30)

Mendengar cercaan itupun, lalu Istri Al Aziz mengundang mereka ke istana. Lalu dihidangkanlah kepada perempuan-perempuan tersebut jamuan beserta pisau untuk mengiris jamuan. Lalu ketika itu disuruhlah Yusuf oleh Istri Al Aziz menampakan dirinya. Ketika perempuan-perempuan tersebut melihat Yusuf, sontak mereka terpesona hingga tanpa sadarkan diri pisau untuk mengiris jamuan telah mengiris tangan-tangan mereka.

“Maha sempuna Allah, ini bukanlah manusia, ini benar-benar malaikat yang mulia” Begitu ketakjuban mereka.

Istri Al Aziz tidak jua jera untuk menggoda Yusuf. Lalu Yusuf digoda oleh mereka, “aku telah menggoda untuk menundukan dirinya tetapi dia menolak. Jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya niscaya dia akan dipenjarakan, dan dia akan menjadi orang yang hina” begitu ucap Istri Al Aziz.

Yusufpun akhirnya dipenjara. Yusuf bertemu dengan dua orang didalam penjara. Lalu kedua teman Yusuf bermimpi lalu merekapun meminta Yusuf untuk menceritakan takwilnya.

“Salah seorang diantara kalian akan bertugas menyediakan minuman khamar bagi tuannya, adapun yang seorang lagi dia akan disalib lalu burung memakan sebagian kepalanya” ujar Yusuf kepada kedua temannya dipenjara. Lalu Yusuf berpesan kepada salah seorang diantara mereka yang akan dibebaskan agar menyampaikan keadaan Yusuf kepada tuannya. Setanpun membuatnya lupa hingga lupa menyampaikan perihal Yusuf kepada tuannya bertahun-tahun lamanya.

Suatu hari raja bermimpi aneh dan tidak satupun yang dapat mentakwilkan mimpi sang raja. Raja bermimpi “melihat tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan tujuh ekor sapi yang kurus, tujuh tangkai gandum yang ranum dan tujuh tangkai gandum yang kering”. Salah seorang pelayan raja memberi tahu bahwa ada seorang pemuda yang dia kenal yang pandai dalam mentakwilkan mimpi. Lalu diutuslah pelayan tadi kepada Yusuf.

Sesampainya pelayan kepada Yusuf dan menceritakan halnya.

Yusuf menceritkan takwilnya “ agar kamu bercocok tanam tujuh tahun berturut-turut sebagaimana bisasa, hendaklah apa yang kamu tuai kamu biarkan ditangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian akan datang tujuh tahun yang sangat sulit yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya kecuali sedikit dari bibit gandum yang kamu simpan, kemudian akan datang masa dimana manusia diberi hujan yang cukup, itulah masa memeras anggur”.

Yusufpun dipanggil oleh raja, dan yusuf pun meminta pelayan untuk menanyakan kepada raja tentang para wanita yang pernah meminta Yusuf untuk berbuat keji kepada mereka. Sang Raja menanyai para perempuan tersebut “Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkannya?”

Perempuan-perempuan kota itupun menjawab “Mahasempurna Allah kami tidak menemui suatu keburukan padanya”

Yusufpun diberikan keduduka penting olh raja di negeri tersebut. Hingga musim yang sulitpun tiba dan rakyatpun berbondong-bondong untuk mencari bahan makanan yang mereka yang telah habis dengan barang-barang yang mereka punya.Hingga dipertemukanlah Yusuf dengan saudara-saudaranya yang menjadi awal bala kepahitan yang menimpanya sejak kecil. Ternyata yusuf tidak dendam kepada saudara-saudaranya, bahkan Yusuf memaafkan saudara-saudaranya.

Inilah sebaik-baik kisah yang pernah ada sepanjang masa. Yusuf yang memiliki masa kecil yang cukup kelam tetapi tidak menjadikannya seorang yang buruk perangainya. Yusuf pernah dimasukan kedalam sumur (percobaan pembunuhan), kemudian dijual (perdagangan manusia dan perbudakan), lalu hendak dilakukan pelecehan terhadapnya oleh istri Al Aziz, lalu dimasukan dalam penjara. Namun tidak serta merta Yusuf menjadikan hal tersebut sebagai alasan berbuat jahat dikemudian hari.

Allahu wa’lam.

Lihat Juga

Tentang Andri Oktavianas

Koordinator #IndonesiaTanpaJIL Padang

Lihat Juga

“Menjadi diri sendiri”, Teori Tabularasa (John Locke) dan Fitrah Manusia

serambiMINANG.com – “ Menjadi diri sendiri ”, kata-kata ini seolah menjadi sandaran setiap remaja yang …

Tinggalkan Balasan

Masa Lalu Bukan Alasan Berbuat Jahat - Serambi Minang