Beranda / Berita / “CINTA” Yang Katanya Tidak Harus Memiliki, Benarkah? (bagian 1)

“CINTA” Yang Katanya Tidak Harus Memiliki, Benarkah? (bagian 1)

cinta1serambiMINANG.com – Banyak kata-kata mutiara yang berkembang, banyak defenisi tentng cinta, dan banyak hal-hal yang ingin menjelaskan maksud “CINTA” yang sebenarnya. Penyampaiyan yang dilakukan kadang sudah benar, disisi lain penerimaannya yang sedikit keliru.

Ada salah satu susunan kata yang mengatakan “Cinta tidak harus memiliki”. Intinya begitu meski ada yang menyampaikan dengan redaksi berbeda.

Cinta yang tidak harus memiliki itu benar adanya. Orang yang mencintai sesuatu tidak serta merta menjadikan dia harus memilikinya.

Permasalahan yang terjadi sekarang adalah penafsiran yang keliru dari para pemuda yang mengaku sedang jatuh cinta. Maksud sebenarnya, “Cinta tidak harus memiliki” yang suci dan menjadi bukti keikhlasan ternodai dengan hal-hal lain yang mungkin sedikit terlupa oleh pemuda.

Pertama mengenai mencintai. Kita harus paham terlebih dahulu apa-apa saja yang boleh kita cintai. Kita akan langsung saja membahas mengenai cinta antar lawan jenis, karena disinilah kekeliruan itu terjadi. Satu hal yang harus kita pahami adalah, “Cinta tidak harus memiliki” yang fenomenal ini hanya bisa diletakkan untuk hal yang kita boleh mencintainya. Hanya untuk hal-hal yang kita telah halal mencintainya.

Untuk pembahasan dan pengertia cinta yang sejatinya, bisa dibaca pada postingan Inilah arti cinta sejati.

Baca :   Maraknya LGBT Menjadikan Kita Harus Mengerti Apa Itu Cinta

Lalu untuk siapa saja susunan kata, “Cinta tidak harus memiliki” ini boleh dan bahkan menjadi sumber pahala baginya.

1. Kata, “Cinta tidak harus memiliki” akan menjadi kata-kata romantis dan bermakna benar jika diungkapkan oleh seorang istri yang ditinggal suaminya untuk berperang dijalan ALLAH. Dia tidak bisa memiliki suami yang sangat dicintainya kini, bahkan mungkin selamanya karena ALLAH lebih mencintai sang suami.

2. “Cinta tidak harus memiliki” akan menjadi bukti keikhlasan seorang suami atau isteri yang telah ditinggal isteri atau suaminya. Pemisah berupa maut yang hanya dapat dilewati dengan kematian. Ikhlas dan menyadari segala sesuatu hanya milik ALLAH dan ALLAH lebih berhak atas apa yang dimilikinya.

3. “Cinta tidak harus memiliki” jauh lebih romantis dibanding drama-drama yang banyak orang menangis menyaksikannya jika diucapkan oleh suami atau isteri yang dipaksa keadaan untuk berjauhan raga. Jasad memang berjauhan, tetapi hati masihlah melekat antara satu dengan yang satunya lagi.

Bersambung ke “CINTA” Yang Katanya Tidak Harus Memiliki, Benarkah? (bagian 2)

 

Lihat Juga

Tentang han

Sedang BELAJAR.... dan terus BELAJAR

Lihat Juga

Cinta Yang Tak Jatuh

serambiMINANG.com – Cinta Yang Tak Jatuh Cinta, begitu orang mendengarnya maka yang terbayang hanya sisi …

Tinggalkan Balasan

"CINTA" Yang Katanya Tidak Harus Memiliki, Benarkah? (bagian 1) - Serambi Minang