serambiMINANG.com – Keterlibatan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam kasus reklamasi Teluk Jakarta mulai memanaskan keadaan. Banyak kalangan yang mulai bergerak dan mengkritisi keterlibatan Ahok dalam kasus tersebut.
Penegasan itu disampaikan wartawan senior Edy A Effendi di akun Twitter @eae18. “Semua elemen harus bergerak soal keterlibatan Ahok soal reklamasi. Kenapa semua harus bergerak? Karena di belakang Ahok ada presiden dan KPK,” tulis @eae18 dikutip dari intelijen (7/4/2016).
Ucapan senada dilontarkan aktivis politik yang juga penulis senior, Syafruddin Azhar. “Sudah seharusnya @KPK_RI pakaikan ‘jaket kuning’ besok hari Jumat, 8/4! Apakah harus menunggu rakyat bergerak dan amok massa dulu, bung!?” tegas Syafruddin di akun @didienAZHAR.
Tak kalah garang, akun @dusrimulya berkicau meretweet pernyataan @didienAZHAR. “Klo KPK gak seret Ahok juga..kita kejar komisionernya…Belum tau kisah Polisi yang diburu rakyat di Yunani Kuno karena korup,” tegas @dusrimulya.
Dalam talkshow “Indonesia Lawyers Club” (ILC), yang tayang Selasa (05/04) malam, Prijanto mengungkapkan adanya dugaan korupsi dalam proses pembangunan Taman BMW. Prijanto pun mengaku sudah menyampaikannya kepada Ahok yang saat itu masih menjabat sebagai wakil gubernur DKI.
Dalam pertemuan dengan Basuki tersebut, Prijanto membeberkan data tentang penipuan yang dilakukan oleh pengembang. ”Tapi, besoknya Pak Ahok menyatakan tidak ada korupsi (dalam pembangunan Taman BMW),” kata Prijanto seperti dilansir intelijen (7/4/2016).
Menurut Prijanto, Sunny bukan Pegawai Negeri Sipil. Namun, Sunny memiliki pengaruh karena bisa mengatur pertemuan antara dirinya dengan Ahok dan Podomoro. ”Sunny memang staf khusus (Ahok) seperti yang diberitakan media-media,” katanya. ”Ada korelasi antara Sunny, Ahok dan Podomoro.”