Beranda / Surau / Keluarga / Pak Malin, Pedagang Jagung Rebus Yang Memilih Tidak Berjualan Selama Ramadhan Demi Khusuk Berpuasa

Pak Malin, Pedagang Jagung Rebus Yang Memilih Tidak Berjualan Selama Ramadhan Demi Khusuk Berpuasa

pak-malin-pedagang-jagung-rebusserambiMINANG.com – Masih hangan kita dengan kasus ibu Eni yang dagangannya disita oleh Satpol PP karena tidak mengindahkan himbauan pemerintah untuk tidak berjualanan makanan disiang hari pada saat bulan Ramadhan.

Atas hal tersebut netizen bersimpati dan melakukan pengumpulan dana atas apa yang dilakukan Satpol PP pada bu Eni dan terkumpul uang sampai dengan 200juta lebih atas rasa simpati yang dinilai banyak pihak tersebut menyimpang.

Kita bisa belajar dari sosok Pak Mardi yang biasa siapa Pak Malin. Seorang petani dan pedagang jagung rebus yang berdomisili di Simpang Koto Tingga, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.

Pak Malin yang memiliki 10 orang anak dan masih 7 anak lagi yang menjadi tanggungannya, telah biasa sehari-harinya beraktifitas setiap pagi ke kebun jagung dan sore harinya berjualan jagung rebus ditemani istri tercinta.

Selama bulan Ramadhan ini, Pak Malin memutuskan hanya fokus beribadah dan tidak berjualan jagung rebus di sore harinya.

Lalu bagaimana dengan kebutuhan selama Ramadhan untuk Pak Malin dan keluarga?

Pak Malin bercerita kepada serambiMINANG.com sambil menyiapkan pupuk untuk ladang jagungnya, bahwa untuk bisa memenuhi semua kebutuhan selama Ramadhan, pak Malin telah menyiapkan tabungan dengan cara menyisihkan sediki demi sedikit keuntungan selama berjualan jagung rebus sebelum memasuki Ramadhan.

Baca :   Perbaikilah Bacaan Qur'an Mu Sebelum Menikah

Jualan jagung rebus pak malin memang terbilang cukup laris, hal tersbut juga bukan tanpa sebab, karena Pak Malin biasanya menjual jagung dengan harga yang cukup murah dibandingkan dengan penjual jaguang rebus lainnya namun dengan tidak menurunkan kualitas.

Sebelum ramadhan, pak Malin biasa memulai dagangannya dari jam 5 sampai dengan 8 malam. Yang lebih mengejutkan lagi, Pak Malin tidak pernah ketinggalan shalat 5 waktu di Masjid dilingkungan rumahnya. Selain itu pak Malin memiliki 2 anak yang menjadi tanggungan saat ini berkuliah di politeknik dan hukum universitas andalas Padang. 1 anak yang saat ini sudah SMA dan saat ramadhan ini mengikuti kelas tahfidz Al Quran dimana sebelumnya telah hafal 3 juz al quran. Dan anak pak Malin yang masih kecil saat ini masih duduk di kelas 2 sekolah dasar.

IMG-20160615-WA0015

Dari pak Malin, kita memahami bahwa memasuki ramadhan sendiri perlu persiapan. Maka akan menjadi sebuah tanda tanya besar bagi orang yang masih sibuk berjualan di siang hari selama bulan ramadhan, apalagi dia seorang muslim.

Ramadhan adalah untuk beramal, sangat disayangkan ketika ramadhan masih menyibukkan diri kemudian dengan kesibukan-kesibukan dunia.

Semoga pak Malin yang hanya seorang pedagang jagung rebus, dapat menjadi inspirasi bagi kita semua.

Lihat Juga

Tentang Abu Faguza Abdullah

Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Q.S. Muhammad: 7)

Lihat Juga

Inilah 4 Manfaat Puasa Asyura

serambiMINANG.com – Tak terasa, saat ini kita tengah berada di bulan pertama tahun 1438 Hijriyah. …

Tinggalkan Balasan

Pak Malin, Pedagang Jagung Rebus Yang Memilih Tidak Berjualan Selama Ramadhan Demi Khusuk Berpuasa - Serambi Minang