serambiMINANG.com – Imam Bukhari sebuah kisah dari Amr bin Maimun, ia mengatakan,
“Saya pernah melihat pada masa jahiliah ada seekor kera yang berzina. Lalu beberapa kera berkumpul untuk merajamnya, aku pun ikut merajam bersama mereka.”
Kisah ini mengandung pelajaran berharga betapa kejinya perbuatan zina.
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Banyak manusia berakal yang belajar dari binatang mengenai beberapa perkara yang bermanfaat dalam mencari rezeki, akhlak, produksi, peperangan, kesabaran, dan sebagainya.” (Syifaul Alil, 1:252).
Terlebih lagi kera, ia adalah binatang yang cukup cerdas. Oleh karenanya, Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,
“Disebut secara khusus kera dalam hadis ini karena ia memiliki kecerdasan lebih dibandingkan dengan hewan lainnya dan cepat belajar menirukan. Hal yang jarang dijumpai pada kebanyakan hewan lainnya.” (Fathul Bari, 7:202)
Di antara kecerdasan kera adalah apa yang diceritakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
“Dahulu ada seorang yang menjual khamr di kapal bersama kera. Apabila dia menjual khamr maka dia campuri dengan air. Maka kera mengambil kantong uang lalu naik di kayu (tiang) layar kapal seraya membagi uang, sebagian dinar ia lempar ke laut dan sebagian dinar ia lempar ke kapal.” (HR. Ahmad, 2:306, An-Naqqasy dalam Funun Ajaib Hal.7879, Abu Syaikh dalam Thabaqat Muhadditsin, 2:104, Abu Nuaim dalam Akhbar Ashbahan 2:28 dengan sanad shahih)
Hadis ini menunjukkan kecerdikan sebagian hewan. Al-Munawi rahimahullah berkata dalam Faidhul Qodir 1:491, “Telah shahih bahwa sekelompok orang pernah melihat kera bisa menjahit dan kera yang digaji untuk menjaga sawah.” Lalu beliau berkata, “Cerita seperti ini banyak sekali.”
Adakah manusia yang dapat mengambil pelajaran dari semua ini? Apakah mereka akan sombong dari menuntut ilmu sehingga kalah dengan hewan? (inilah)