serambiMINANG.com – Baru – baru ini, sebuah aplikasi transportasi online di Indonesia me-reset semua password penggunanya. Apakah Anda tahu mengapa hal tersebut dilakukan?
Saat ini, kita sangat bergantung pada smartphone kita sebagai asisten pintar yang sangat membantu dalam menavigasi kemacetan kota Jakarta, memberi panduan pilihan makanan saat berjalan – jalan, mengatur dan mengingatkan jadwal secara otomatis, maupun memungkinkan Anda melakukan berbagai transaksi belanja atau perbankan secara mudah dan cepat.
Kemampuan smartphone, jejaring sosial, aplikasi transportasi, maupun situs e-commerce untuk melayani kita secara terpersonalisasi dimungkinkan oleh proses yang disebut data mining. Proses ini dimulai ketika kita mulai memasukkan identitas dan info pribadi saat pertama kali menggunakan layanan tersebut. Selanjutnya, mereka akan melacak setiap aktivitas digital yang kita lakukan, mulai dari sejarah penjelajahan internet Anda, pergerakan lokasi Anda melalui GPS, daftar kontak Anda, info akun perbankan dan kartu kredit, bahkan isi e-mail maupun chat Anda.
Apakah Anda merasa tidak nyaman saat membaca penjelasan di atas?
Di balik kemudahan yang didapatkan dengan teknologi saat ini, kita memberikan berbagai informasi penting dan sensitif kepada berbagai perusahaan teknologi besar yang layanannya kita gunakan. Untungnya, berbagai perusahaan tersebut berjanji akan berusaha menjaga keamanan data kita dan memanfaatkannya secara bertanggungjawab.
Itulah alasan terjadinya reset password pengguna oleh aplikasi tersebut, untuk memastikan keamanan data para pengguna saat adanya potensi ancaman keamanan.
Namun, pernahkah Anda membayangkan apabila akses terhadap data tersebut benar-benar jatuh kepada pihak tidak bertanggung jawab dengan niat kriminal?
Marc Goodman, seorang pakar cybersecurity yang memiliki pengalaman berkarir di FBI dan Interpol, membahas hal ini secara mendalam di dalam bukunya yang berjudul “Future Crimes”. Dalam buku tersebut, Marc menuliskan bahwa kriminal akan selalu beradaptasi lebih cepat terhadap perkembangan teknologi terbaru, mencari celah yang dapat dieksploitasi untuk tujuan negatif, dalam buku tersebut juga dijabarkan berbagai contoh bagaimana teknologi tertentu dimanfaatkan oleh kriminal dan bagaimana kita bisa menghindari ancaman tersebut.(detik)