serambiMINANG.com – Kepolisian telah mengendalikan situasi di negara bagian Rio Grande do Norte, Brasil menyusul kekerasan selama tiga malam, yang dipicu oleh geng kriminal yang meledakkan bom-bom, membakar puluhan bus dan menembaki gedung-gedung pemerintah.
Gelombang kekerasan di Rio Grande do Norte, sekitar 2.500 kilometer sebelah utara Rio de Janeiro tersebut, dipicu oleh rencana memindahkan sejumlah pemimpin geng yang mendekam di penjara utama setempat ke penjara-penjara lain. Kerusuhan juga terjadi sebagai respons atas diblokirnya komunikasi telepon seluler para pemimpin geng tersebut.
Presiden Brasil Michel Temer telah memerintahkan pengerahan 1.000 tentara dan 200 marinir ke negara bagian itu pada Minggu, 31 Juli waktu setempat. Gelombang kekerasan ini terjadi hanya beberapa hari sebelum pesta olahraga dunia, Olimpiade dibuka di Rio.
“Kami sedang memenangkan perang ini,” tutur kepala keamanan negara bagian Rio Grande do Norte, Jenderal Ronaldo Lundgren, seperti dikutip kantor berita Reuters, Selasa (2/8/2016).
“Jumlah insiden telah menurun,” imbuh Lundgren mengenai kekerasan di Natal, ibukota Rio Grande do Norte dan sekitar 20 kota lainnya di negara bagian tersebut.
Pihak kantor Lundgren menyatakan, 65 orang yang diduga melakukan aksi-aksi kekerasan dan vandalisme telah ditangkap sejak Jumat, 29 Juli lalu. Di antara mereka termasuk Joao Maria dos Santos (32), pendiri geng yang kabur dari penjara pada Desember lalu. Dos Santos ditangkap pada Minggu, 31 Juli bersama sekitar 20 kilogram kokain, dua pistol, perhiasan, jam-jam tangan dan 68 telepon genggam.
Dalam gelombang kekerasan tersebut, 26 bus telah musnah dibakar dan empat gedung-gedung telah ditembaki serta empat bom meledak di sejumlah lokasi. Tak ada korban luka yang dilaporkan. Sejumlah sekolah setempat ditutup setelah sebuah bus sekolah dibakar para perusuh. (detik)