serambiMINANG.com – Cinta Yang Tak Jatuh
Cinta, begitu orang mendengarnya maka yang terbayang hanya sisi emosional romantismenya belaka, seolah cinta serta merta berhubungan dengn kisah romantisme film2 ftv.
Padahal dalam sejarah, cinta juga berlumuran darah, juga perjuangan.
Namun kebelakang justru cinta dipersempit dalam alam romantika semata. Seolah cinta hanya “dunia milik kita berdua” .
Dalam sejarahnya yang terkenal, Qois alias majnun telah menjadi gila karena cinta yang tak berujung kepada laila. Abadilah kisahnya hingga dibaca berjuta juta orang.
Cinta tidak pernah salah, akan tetapi seringkali jiwa-jiwa yang dirasuki cinta merasa tersakiti, luka, duka. Bahkan kisah dukanya yang terkenal telah mengabadikan nama romeo dan juliet yang berakhir bunuh diri, setelah kisah majnun yang meleleh perlahan karena hasrat kepada laila yang dianggapnya cahaya fajar.
Seringkali ketika orang jatuh cinta merasa kecewa dan duka. Kecewa dan duka karena mereka lemah. Mereka lemah karena posisi jiwa mereka salah.
Mereka telah salah menggantungkan harapan hidupnya pada orang yang mereka cintai. Lalu ketika kenyataan tak membalas cinta mereka, seketika mereka jatuh.
Jika cinta berawal dan berakhir hanya kepada satu muara, satu dzat, Allah. Maka cinta selain cinta kepadanya hanyalah bukti, jalan-jalan menuju cinta kepadaNya. Karena tidaklah kita dicipta melainkan untuk menghamba kepadaNya.
Maka ketika jalannya para pecinta bukan jalan menuju kepadaNya, maka ia pecinta yang akan jatuh, binasa
Maka patutlah kita tinggalkan yang fana menuju yang kekal abadi.