serambiMinang.com – Menjadi orang awam yang beradab, barangkali adalah hal yang penting di zaman ini.
Di era gadged dan social media hari ini, orang bodoh sekalipun bisa berbicara lancang berketuntang bukan kepalang, seolah telah paham ini dan itu, telah baca kitab ini dan itu meskipun kenyataannya jauh panggang daripada api. Bahkan tak jarang para ustadz pun sering di komentari di dunia maya dengan tak ber adab.
Bahkan orang yang tidak berilmu sama sekali, hanya membebek sebuah artikel sesat berani ber argumen bodoh lagi menyesatkan. Tidak hanya itu, dari kalangan muslim yang punya semangat menuntut ilmu pun terkadang juga luput dari adab, sehingga ilmu dikejar tanpa memperdulikan hikmahnya.
Bahkan di Indonesia yang merupakan negeri dengan mayoritas muslim ahlusunnah terkhusus di ranah minang, masih ada penuntut ilmu yang menanyakan perihal seorang ahli ilmu “ apakah dia ustadz ahlusunnah”??
Padahal dinegeri ahlussunnah seperti di Indonesia terkhusus di ranah minang, tidak ada keberanian selain ahlu sunnah untuk membuat majelis-majelis ilmu. Secara logika sudah pasti ahlu sunnah, karena hukum asal seorang muslim adalah ahlu sunnah. Maka alangkah ruginya ketika ilmu dituntut tanpa adab, begitu pentingnya adab bahkan imam Malik rahimahullah mengatakan
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Bahkan Ibnul Mubarok berkata perihal adab “Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”
Dalam Siyar A’lamin Nubala’ karya Adz Dzahabi disebutkan bahwa ‘Abdullah bin Wahab berkata, “Yang kami nukil dari (Imam) Malik lebih banyak dalam hal adab dibanding ilmunya.” –
Imam Abu Hanifah lebih senang mempelajari kisah-kisah para ulama dibanding menguasai bab fiqih. Karena dari situ beliau banyak mempelajari adab, itulah yang kurang dari kita saat ini. Imam Abu Hanifah berkata, “Kisah-kisah para ulama dan duduk bersama mereka lebih aku sukai daripada menguasai beberapa bab fiqih. Karena dalam kisah mereka diajarkan berbagai adab dan akhlaq luhur mereka.”
Barangkali kita tidak cukup sabar sehingga tanpa ilmu kita melempar tombak ternyata yang kena saudara kita sendiri, semoga Allah jaga kaum muslimin dari perpecahan dan dari tipu daya musuhnya dari golongan jin dan manusia.
Allahu a’lam